Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temu Generasi “Merekonstruksi Sejarah Jamaah Muslimin (Hizbullah) Dalam Rangka Mengokohkan Aqidah”

Rendi Setiawan - Jumat, 27 Mei 2016 - 21:45 WIB

Jumat, 27 Mei 2016 - 21:45 WIB

511 Views

Bogor, 19 Sya’ban 1437/27 Mei 2016 (MINA) – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan bahwa musuh-musuh Islam berusaha menghancurkan kaum Muslimin melalui berbagai cara, termasuk melalui pembentukan skenario berskala internasional.

“Setelah terjadi perang dunia II, terjadi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Sovyet yang kemudian dikenal dengan perang dingin. Namun, setelah Uni Sovyet hancur pada akhir tahun 80-an, Amerika merasa tidak ada lagi musuh. Dalam keadaan seperti itu, Amerika sadar bahwa Islam suatu saat akan menjadi ancaman bagi mereka,” katanya saat Temu Generasi bertema “Merekonstruksi Sejarah Dakwah Jamaah Muslimin (Hizbullah) Dalam Rangka Mengokohkan Aqidah” di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Jawa Barat, Jum’at (27/5).

Hadir pada kesempatan itu, Dosen International Islamic University Malaysia (IIUM), Dr. Ahmed Abdul Malik; Pemerhati Politik dan Sejarah Islam, Yayan DNS; dan Sesepuh Jamaah Muslimin (Hizbullah), EM Zarkasyih.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa ketika AS dan sekutunya menganggap Islam bisa menjadi kekuatan yang bisa membahayakan eksistensi mereka, mereka kemudian membentuk skenario, termasuk bersekutu kembali dengan Uni Sovyet.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

“Ketika seluruh kekuatan dunia terdiri dari Amerika Serikat, Uni Sovyet, dan negara-negara Barat menyerbu wilayah yang kecil yakni Suriah, di sini ada skenario besar untuk melumpuhkan perkembangan Islam. Kenapa dengan Suriah? Karena di sana perkembangan Islam sangat pesat. Hal ini bertentangan dengan apa yang terjadi di Bosnia ketika terjadi kekerasan, Amerika bersama NATO nya tidak menurunkan pasukannya satupun,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat umat Islam lemah. Pertama, mayoritas umat Islam lemah aqidah. Banyak di antara kaum Muslimin yang lebih cinta dengan dunianya ketimbang matinya. Terlebih masih berat untuk membantu saudara sesama Muslim.

Kemudian yang kedua, katanya, selain lemah dalam hal aqidah, umat Islam juga lemah dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sebenarnya banyak umat Islam yang cerdas, hanya saja tidak dipakai untuk memperjuangkan kemenangan kaum Muslimin. Ini adalah masalah serius yang harus segera dicari solusinya,” katanya.

Untuk itu, ia meminta seluruh kaum Muslimin agar kembali bersatu dalam satu barisan, sebagai langkah untuk menghentikan skenario jahat musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan kaum Muslimin.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Acara Temu Generasi merupakan rangkaian dari acara Tabligh Akbar 1437 H yang diadakan setiap menjelang datangnya Ramadhan, setelah sebelumnya diadakan pula Konferensi Media Islam (International Conference of Islamic Media – ICIM). Temu Generasi ini dimaksudkan agar bisa membentengi generasi muda dari upaya pendangkalan aqidah. (L/P011/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Internasional
MINA Health
Amerika
Amerika
Kolom