Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temukan Buku Sejarah Menyimpang, PBNU Instruksikan Tarik dari Peredaran

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - Ahad, 28 Juli 2024 - 22:36 WIB

Ahad, 28 Juli 2024 - 22:36 WIB

36 Views

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat konferensi pers usai Rapat Pleno di Jakarta (28/7/2024) (Foto: NU Online)

Jakarta, MINA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menemukan ada buku terkait sejarah pendirian NU yang memuat narasi menyimpang dan menginstruksikan penarikan peredaranya yang digunakan sebagai bahan referensi di madrasah.

“Kami perintahkan kepada Lembaga Pendidikan Ma’arif dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) untuk melakukan penelitian secara menyeluruh dan mendalam dan apabila memang ditemukan buku-buku atau bahan ajar yang seperti itu, ini harus dicabut, harus ditarik dari peredaran, dan tidak boleh dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan NU. Karena bukan hanya mengaburkan, bahkan menyimpangkan sejarah berdirinya NU,” ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam konferensi pers usai Rapat Pleno di Jakarta,Ahad (28/7).

Gus Yahya menjelaskan, PBNU mendapat laporan dari warga tentang adanya sejarah proses berdirinya NU yang menyimpang. Buku sejarah NU seharusnya bercerita mengenai pendirian NU melalui proses dialog panjang antara KH Hasyim Asy’ari dan sejumlah kiai lainnya, disertai dengan dengan catatan-catatan yang jelas.

“Tapi tiba-tiba ada narasi baru, dengan memasukkan cerita baru bahwa ini ada proses yang berbeda dari yang itu, kemudian memasukkan juga tokoh-tokoh baru,” katanya, dengan menegaskan penyimpangan sejarah itu harus dikoreksi dan itu menjadi tugas PBNU.

Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Erupsi, Tinggi Abu Capai 300 Meter

“Saya kira menjadi kewajiban dari PBNU untuk meluruskan ini. Apabila memang ditemukan bahwa materi-materi ini kemudian dibawa masuk ke lembaga-lembaga pendidikan NU, maka harus dicabut,” ucapnya.

PBNU menggelar pleno di Jakarta, pada Sabtu-Ahad, 27-28 Juli 2024/20-21 Muharam 1446 H. Pleno PBNU dihadiri para pengurus PBNU bagian syuriyah, tanfidziyah, a’wan, ketua-ketua lembaga, dan badan otonom. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Erick Tohir Ancam Sanksi Berat Pengatur Skor di PON Aceh-Sumut

 

Rekomendasi untuk Anda

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Sekjen PBNU di Jakarta Kamis 22 Agustus 2024 (Foto: Web PBNU)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia