“Situasi di Gaza sangat buruk karena hujan terus mengguyur kepala warga Palestina yang rumahnya hancur,” kata Juru Bicara badan tersebut, Mahmoud Basal.
“Banyak tenda yang terendam karena tempat penampungan bahkan tidak memiliki sarana ketahanan paling mendasar terhadap kondisi cuaca ekstrem,” tambahnya.
Basal mengatakan kepada Anadolu, tidak adanya tenda yang layak untuk melindungi warga Gaza dari cuaca buruk telah memperburuk situasi di wilayah terblokade itu.
“Banyak yang menghadapi kesulitan berat karena kekurangan makanan, kurangnya air bersih dan obat-obatan, serta persediaan pemanas yang tidak memadai,” ujarnya.
Baca Juga: Hamas Sebut Pengusiran Warga Palestina dari Yerusalem ‘Biadab dan Tidak Adil’
Juru bicara tersebut mengimbau masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera turun tangan.
“Mereka perlu menyelamatkan penduduk yang terdampak dan menekan Zionis Israel untuk membuka jalur penyeberangan serta mengizinkan masuknya bantuan penting. Ini termasuk tenda tahan cuaca dan perlengkapan bantuan, yang sangat penting untuk melindungi anak-anak dan orang tua dari suhu beku dan hujan lebat,” kata Basal.
Zionis srael telah mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia, mempertahankan blokade selama 18 tahun dan memaksa hampir dua juta dari 2,3 juta penduduknya mengungsi di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan karena pembatasan yang sengaja diberlakukan.
Perjanjian gencatan senjata telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menangguhkan perang genosida Zionis Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.[]
Baca Juga: Israel Kembali Blokir Bantuan Medis ke Gaza di Rafah