Kolombo, MINA – Pasukan bersenjata mengevakuasi Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa dari kediaman resminya di Kolombo pada Selasa (10/5), setelah ribuan pengunjuk rasa menerobos gerbang utama kediaman mantan PM Sri Lanka itu.
Ribuan pengunjuk rasa telah berpartisipasi dalam beberapa pekan ini untuk melakukan aksi protesnya atas krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Setelah operasi sebelum fajar, mantan PM dan keluarganya dievakuasi ke tempat yang aman oleh tentara,” kata seorang pejabat tinggi keamanan, seperti dikutip Al Jazeera.
Para pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke kediaman resmi Temple Trees milik perdana menteri kemudian berusaha menyerbu gedung utama berlantai dua pada hari Selasa (10/5), di mana Rajapaksa bersembunyi bersama keluarga dekatnya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Ia mengatakan, setidaknya 10 bom bensin dilemparkan ke dalam kompleks kediaman mantan PM Sri Lanka tersebut.
Pemimpin 76 tahun yang itu terpaksa mengundurkan diri pada Senin (9/5), setelah massa protes selama berminggu-minggu atas krisis ekonomi terburuk yang dihadapi negara pulau itu sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.
Pengunduran diri itu menandai kejatuhan mendadak bagi patriark klan Rajapaksa yang sangat berkuasa, yang telah mendominasi politik Sri Lanka selama hampir 20 tahun.
Evakuasi Rajapaksa ke lokasi yang dirahasiakan menyusul satu hari protes dengan kekerasan di mana sedikitnya lima orang tewas, termasuk seorang anggota parlemen, dan hampir 200 orang terluka.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pejabat keamanan mengatakan, polisi terus menembakkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menahan pengunjuk rasa di ketiga pintu masuk ke gedung era kolonial, simbol kunci kekuatan negara. (T/R6/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia