Yangon, 19 Jumadil Awwal 1438/17 Februari 2017 (MINA) – Pejabat senior Myanmar mengatakan pada hari Rabu (15/2) bahwa tentara Myanmar telah menghentikan “operasi pembersihan” di utara Negara Bagian Rakhine.
Langkah itu mengakhiri empat bulan tindakan keras militer Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya yang oleh pasukan keamanan PBB telah diperingatkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ratusan dari minoritas Muslim diperkirakan telah meninggal dan hampir 70.000 telah melarikan diri ke Bangladesh sejak militer Mynmar melancarkan kampanye untuk menemukan militan yang menyerang pos perbatasan polisi.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Tuduhan PBB telah memberikan tekanan besar kepada pemerintahan sipil Myanmar yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi agar mengendalikan militer yang masih mengendalikan sejumlah kunci kekuasaan.
Pada hari Rabu, kantor Suu Kyi mengatakan bahwa pasukan telah mengakhiri kampanyenya dan meninggalkan daerah yang sebelumnya dikunci oleh militer dan kemudian kontrol diserahkan kepada polisi.
“Situasi di Rakhine Utara sekarang telah stabil,” kata Penasihat Keamanan Nasional Thaung Tun dalam sebuah pernyataan, demikian Channel News Asia memberitakan yang dikutip MINA. “Kami telah menunjukkan bahwa kami siap untuk bertindak bila ada bukti jelas terjadinya pelanggaran.” (T/RI-1/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu