Jakarta, MINA – Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani menilai ada keterlambatan manajemen edukasi dan komunikasi dari pemerintah dalam menangani masuknya virus corona Covid-19 di Indonesia.
“Hal ini, mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat, sehingga mereka melakukan aksi panic buying baik kebutuhan pokok maupun masker dan sanitizer, setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua orang WNI yang terkena virus corona,” kata Netty dalam Diskusi Media “Jangan Panik, Kita Bisa Atasi Corona” yang diadakan Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bersama LPPDI Thoriquna dan Wahana Muda Indonesia (WMI) di Jakarta.
Menurutnya, pemerintah harus belajar dari adanya demo masyarakat Natuna yang menolak wilayah mereka dijadikan tempat karantina 238 WNI dari Wuhan. Itu karena tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu,” kata Netty.
Kepanikan itu, kata Netty, diperparah oleh rendahnya literasi masyarakat di era digital ini yang sulit membedakan antara fakta dengan berita bohong alias hoaks.
Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024 Dimulai Hari Ahad Ini
“Sementara pemerintah, menurut netizen terlalu santuy. Masyarakat mencari informasi sendiri,” kata Anggota Fraksi PKS di DPR itu.
Sebagai contoh kecil, kata Netty, di kalangan Anggota DPR saja, masih terjadi kebingungan dalam membedakan kegunaan dan fungsi masker.
Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah menggunakan media yang dimiliki, seperti TVRI, untuk mengeluarkan pengumuman terkait Covid-19 secara teratur. “The Media’s the most powerful entity on earth,” kata Netty sembari mengutip pernyataan Malcolm X.
Walaupun terlambat, Netty mengapresiasi akhirnya pemerintah menunjuk seorang jurubicara penanganan Covid-19, yakni Achmad Yurianto, yang dia nilai mampu menyampaikan informasi tentang Covid-19 secara baik. Y
Yuri adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. “Better late than never,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Berawan Tebal Akhir Pekan Ini
Ia mendorong agar penanganan virus corona ini dilakukan dengan kerja sama lintas sektoral. Ia mengakui, saran ini mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk diimplementasikan.
“Kita kasih kesempatan pemerintah untuk bekerja. Karena kita sudah nggak kurang-kurang bertanya, mendesak dan lainnya. Sekarang kami masih reses, nanti kalau sudah selesai kami berkantor lagi kita akan evaluasi,” kata Netty.
Dia berpesan kepada masyarakat agar tidak melakukan rush dan pannic buying kebutuhan pokok maupun masker.
Jugs ia berharap agar masuknya virus corona ke Indonesia ini menjadikan momentum untuk memperbaiki gaya hidup bersih dan sehat serta menjaga daya tahan tubuh. “Insyaallah corona bisa kita lawan bersama-sama,” pungkasnya. (L/R3/RS1)
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)