Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Intercept: Pemberitaan Media AS Bias Soal Agresi Israel di Gaza

Hasanatun Aliyah - Sabtu, 27 Januari 2024 - 14:04 WIB

Sabtu, 27 Januari 2024 - 14:04 WIB

16 Views

Washington, MINA – Surat kabar terkemuka Amerika Serikat (AS) telah menerapkan standar ganda dalam liputan mereka mengenai konflik Gaza, sebagian besar menunjukkan dukungan besar terhadap Israel dan biar terhadap Palestina.

Menurut analisis yang dipublikasikan oleh kantor berita yang berbasis di AS, The Intercept pada 9 Januari menyebut bahwa “surat kabar terkemuka seperti New York Times, Washington Post dan Los Angeles Times telah menerbitkan berita yang bias terhadap warga Palestina selama serangan Israel terhadap Gaza.”

“Liputan The New York Times, Washington Post, dan Los Angeles Times mengenai perang Israel di Gaza menunjukkan bias yang konsisten terhadap warga Palestina, menurut analisis Intercept terhadap liputan media besar,” seperti dikutip Anadolu Agency, Jumat (26/1).

Lebih dari 1.000 artikel mengenai serangan Israel di Gaza. Ulasannya tidak proporsional dan hanya menekankan kematian orang Israel dalam konflik tersebut dan menggunakan bahasa yang emosional untuk menggambarkan pembunuhan orang Israel.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Di New York Times, Washington Post, dan Los Angeles Times, kata “Israeli” atau “Israel” lebih banyak muncul dibandingkan “Palestina” atau variasinya, bahkan ketika angka kematian di pihak Palestina jauh lebih besar dibandingkan angka kematian di pihak Israel.

“Laporan tersebut mengatakan untuk setiap dua kematian warga Palestina, ada satu orang Palestina yang disebutkan. Sementara untuk setiap kematian orang Israel, orang Israel disebutkan delapan kali atau 16 kali lebih banyak per kematian dibandingkan orang Palestina,” tambah media tersebut.

Selain itu, istilah-istilah yang sangat emosional untuk menggambarkan pembunuhan warga sipil seperti kata “pembantaian”, “pembantaian”, dan “mengerikan” hampir secara eksklusif diperuntukkan bagi orang Israel yang dibunuh oleh orang Palestina.

Hanya dua berita utama lebih dari 1.100 artikel dalam penelitian ini yang menyebutkan “anak-anak” terkait dengan anak-anak Gaza.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

“Meskipun perang Israel di Gaza mungkin merupakan perang paling mematikan bagi anak-anak Palestina dalam sejarah modern, hanya ada sedikit penyebutan kata “anak-anak” dalam berita utama,” tambahnya.

Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa liputan yang bias di surat kabar besar dan televisi arus utama mempengaruhi persepsi umum tentang perang dan mengarahkan pemirsa pada pandangan yang menyimpang tentang konflik tersebut.

Ketegangan meningkat di Tepi Barat sejak Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.

Di pihak Palestina setidaknya 25.700 warga telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 63.740 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.(T/R5/P2)

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda