Khartum, MINA – Tiga organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa menghadapi “krisis kelaparan dalam skala yang bersejarah (sangat panjang)” di tengah perang saudara. Organisasi tersebut ialah Dewan Pengungsi Norwegia, Dewan Pengungsi Denmark, dan Mercy Corps.
Ketiganya mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada Selasa (3/9) bahwa komunitas internasional gagal mengatasi kelaparan yang sangat besar di Sudan.
“Kami tidak bisa lebih jelas lagi: Sudan sedang mengalami krisis kelaparan dalam skala yang sangat besar. Namun, kesunyian itu memekakkan telinga. Orang-orang meninggal karena kelaparan, setiap hari, namun fokusnya tetap pada perdebatan semantik dan definisi hukum,” kata organisasi-organisasi tersebut, sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Empat dari 10.000 anak meninggal karena kelaparan setiap hari atau lebih dari 30 persen populasi kekurangan gizi.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Hal ini sulit ditentukan dalam situasi konflik seperti di Sudan, di mana pekerjaan organisasi bantuan terhambat dan tidak semua orang dapat dijangkau.
Para jenderal yang berseteru dari Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah terlibat dalam perebutan kekuasaan yang brutal di Sudan sejak April 2023.
Pertempuran berdarah tersebut telah menyebabkan lebih dari 10 juta orang mengungsi dan menewaskan ribuan orang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas