Tiga Pejuang Kashmir Tewas

Sringar, MINA – Tiga pejuang tewas dalam tembak-menembak dengan pasukan pemerintah India di jantung kota utama Kashmir, Srinagar, kata polisi pada hari Ahad (21/6).

New Delhi meningkatkan operasi militer di wilayah yang disengketakan sejak penguncian virus corona secara nasional diberlakukan pada akhir Maret. Al Jazeera melaporkan.

Kashmir yang dikelola India berada di bawah penguncian keamanan sejak Agustus tahun lalu ketika otonomi terbatas wilayah mayoritas Muslim itu dicabut.

Ini adalah pertempuran senjata kedua di kota tua dalam sepekan dan menjadikan korban tewas pejuang bersenjata paling sedikit 100 orang dalam tahun ini.

Lebih dari 30 tewas dalam 20 hari terakhir bulan ini, menurut media setempat.

Kelompok bersenjatan telah berjuang selama puluhan tahun untuk kemerdekaan kawasan atau bergabung dengan Pakistan dan memperoleh dukungan luas.

Pertempuran telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, sejak 1989, ketika kelompok bersenjata meletus melawan pemerintahan India.

India memiliki lebih dari 500.000 tentara yang ditempatkan di Kashmir, wilayah Himalaya yang juga diklaim oleh Pakistan.

Sementara itu, pejabat setempat dan militer Pakistan mengatakan, , yang didukung artileri dan senjata jarak jauh, menembaki desa-desa di sepanjang perbatasan di sisi yang dikelola Pakistan di wilayah Kashmir.

Serangan menewaskan seorang gadis berusia 13 tahun dan melukai ibunya dan saudara laki-laki.

Militer Pakistan menyalahkan tentara India karena memulai “pelanggaran gencatan senjata ” pada Sabtu malam di desa Hajipir dan Bedori.

Dikatakan pasukan Pakistan “secara efektif merespons” serangan India, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Mortir yang ditembakkan pasukan India juga merusak beberapa rumah, menurut laporan media setempat dan pejabat pemerintah.

Di negara tetangganya, polisi India menyalahkan pasukan Pakistan karena memulai tembakan, dengan mengatakan tembakan mortir Pakistan melukai lima warga sipil di pihak mereka di Kashmir.

Pertemuan OKI

Untuk membahas perkembangan terakhir, Grup Kontak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang Jammu dan Kashmir akan mengadakan pertemuan darurat melalui konferensi video pada hari Senin (22/6).

Pertemuan online itu akan mempertemukan para menteri luar negeri negara-negara anggota Kelompok Kontak Jammu dan Kashmir: Azerbaijan, Niger, Pakistan, Arab Saudi dan Turki, kata OKI dalam sebuah pernyataan.

“Pertemuan itu merupakan bagian dari serangkaian pertemuan Kelompok Kontak Jammu dan Kashmir yang berkesinambungan untuk mengatasi masalah ini,” ujar Sekretaris Jenderal OKI Dr. Yousef Al-Othaimeen.

Ketegangan meningkat antara Pakistan dan India sejak Agustus lalu, ketika pemerintah nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi mengeluarkan Pasal 30 dari konstitusi status khusus untuk wilayah mayoritas Muslim, memicu kemarahan di Kashmir. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.