Tiga Warga Malaysia Tewas di Pertempuran Marawi

Asap hitam mengepul ke langit, usai militer pemerintah melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, (Foto: Reuters)

Seremban, 5 Ramadhan 1438/31 Mei 2017 (MINA) – Tiga warga Malaysia dinyatakan tewas dalam pertempuran di Marawi di Pulau Mindanao Filipina, Selasa (30/5). Meski begitu pihak berwenang belum memverifikasi identitas ketiga warga Malaysia yang tewas dalam pertempuran antara pasukan keamanan Filipina dengan kelompok bersenjata Maute tersebut.

Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, membenarkan bahwa tiga orang Malaysia itu terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Sebelumnya, dua orang Malaysia yang diyakini sebagai militan yang berafiliasi pada dilaporkan terbunuh dalam pertempuran antara militer Filipina dan orang-orang bersenjata pekan lalu.

Keduanya diidentifikasi sebagai Ustaz Abdurahman Asmawi dari Kelantan dan Dr Kamsa Yahya dari Kedah. Demikian dilaporkan Thestar yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Seorang Malaysia lainnya, mantan dosen Universiti Malaya Dr Mahmud Ahmad, diyakini berada di Marawi, bekerja sama dengan pemimpin Basilan Abu Sayaff Isninon Hapilon.

Berbicara kepada wartawan sebelum berbuka puasa dengan pegawai Kementerian Dalam Negeri di  Masjid Hussain di sini, Selasa, Dr Ahmad Zahid mengatakan bahwa Pemerintah bekerja sama dengan pemerintah Filipina untuk memverifikasi identitas ketiga warga Malaysia yang terbunuh di Marawi.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao, sejak Selasa pekan lalu, guna menghentikan penyebaran militan di pulau terbesar kedua Filipina itu.

“Jika ada pembangkangan terbuka, Anda akan mati. Dan jika itu berarti banyak orang tewas, biarlah,” ancam Duterte pada kelompok militan.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas aktivitas Maute melalui kantor berita Amaq.

Marawi berlokasi di Provinsi Lanao del Sur yang merupakan benteng pertahanan Maute, kelompok radikal yang tidak terlalu dikenal namun menjadi tugas berat bagi militer Filipina untuk menghadapinya.

Pemimpin Militer menyebut motivasi Maute menguasai Marawi adalah guna meningkatkan statusnya dan mendapatkan pengakuan dari ISIS.

Adapun serangan militer yang dilakukan Selasa ditujukan guna menangkap pemimpin Abu Sayyaf, faksi militan lainnya di Mindanao. Pemerintah Filipina menyebut Hapilon adalah tokoh kunci ISIS di Filipina dan dipercaya telah berkolaborasi dengan pemimpin Maute.

“Berdasarkan intelijen kami, Isnilon Hapilon masih berada di kota,” kata Jo-Ar Herrera, juru bicara Resimen Infantri Pertama Filipina. (T/B05/P1 )

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

i/

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.