Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Baznas Temukan 60 Korban Yang Mengungsi di Bukit Lebak Apus

siti aisyah - Rabu, 26 Desember 2018 - 14:12 WIB

Rabu, 26 Desember 2018 - 14:12 WIB

4 Views ㅤ

(dok foto: hariansinggalang.co.id)

Banten, MINA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menemukan 60 korban tsunami yang mengungsi di atas bukit di Dusun Lebak Apus, Kelurahan Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten dalam kondisi yang memprihatinkan.

Para pengungsi datang dari dusun di bawahnya untuk mencari tempat lebih tinggi karena takut air naik kembali.

“Para pengungsi ini tinggal di rumah-rumah penduduk asli dengan kondisi yang memprihatinkan. Rumah-rumah mereka hanya terbuat dari bilik dan beralas tanah, sementara hujan dan gerimis terus mengguyur,” kata Komandan Lapangan BAZNAS Tanggap Bencana, Dede Nurjaman dalam keterangan pers yang diterima MINA, Rabu (26/12).

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Dede mengatakan, awalnya tim membantu kampung di kaki bukit ini namun naluri petugas kemanusiaan membuat mereka menuju ke Lebak Apus.

“Saya awalnya lihat ada warga yang naik ke bukit dengan menggendong sekarung pakaian. Lalu kami menyusuri jalan menuju bukit itu dan betul di sana ada 60 warga mengungsi dan kondisinya memprihatinkan,” katanya.

Ia mengatakan, dengan kondisi yang terbatas, mereka membutuhkan makanan, obat-obatan, selimut, alas tidur dan pakaian layak pakai.

Menurutnya, belum tersentuhnya kampung ini karena minimnya informasi dan akses menuju ke lokasi yang sulit ditempuh. Jalan perbukitan sempit ditambah tekstur tanah licin karena terus menerus diguyur hujan.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

“Tim menempuh perjalanan sekitar satu jam hingga ke lokasi dengan kondisi jalan naik turun bukit dan sangat licin,” katanya.

Masja’i (55), salah satu pengungsi hingga saat ini belum mendapatkan penanganan medis untuk mengobati luka-luka yang didapatnya saat tsunami menerjang.

“Kini Pak Masja’i merasakan sesak di dada,” katanya.

Selama tiga hari ia hanya terbaring lemah di atas tempat istirahatnya, belum mampu melakukan aktivitas apapun. Apalagi jika ingat isteri dan anak perempuannya meninggal akibat peristiwa ini, rumah tempat tinggalnyapun sudah tak bersisa.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Ia mengisahkan, tsunami tiba-tiba datang menghantam rumahnya, saat ia dan keluarganya sedang berkumpul di rumah. Usai terbawa arus, jenazah istrinya ditemukan di tepi pantai, sementara anak perempuannya menyusul ditemukan di tumpukan sampah yang menyangkut di pohon kelapa.

Jenazah anaknya diantar oleh tim Baznas Tanggap Bencana dengan tandu berjalan kaki ke atas bukit itu. Beberapa kali tergelincir karena kondisi jalanan tanah yang licin, akhirnya tim sampai ke tempat pengungsian Masja’i.

“Buka pak, saya kuat saya kuat. Saya mau lihat wajah anak saya,” kata Dede menirukan Masja’i yang memohon kepada Tim BTB untuk membuka kantong jenazah.

Sejak Selasa (25/12) sore, BAZNAS menyiapkan dapur umum di kawasan kaki bukit sekitar 2 kilometer dari lokasi pengungsian. Dari dapur umum ini makanan untuk para pengungsi nantinya akan didistribusikan.

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

BAZNAS mengerahkan Tim BAZNAS Tanggap Bencana dan Tim Layanan Aktif BAZNAS untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar pengungsi di kawasan ini. (R/Ais/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia