Tim Pencari Fakta PBB Akan Berangkat ke Myanmar

Ketua Tim Pencari Fakta Dewan HAM PBB Marzuki Darusman. (Foto: Royhanul Iman/MINA)

Jakarta, MINA – Tim Pencari Fakta (TPF) Dewan HAM PBB telah terbentuk dan dalam waktu sekitar dua pekan ke depan akan berangkat menuju , , bila visa masuk telah diterbitkan Pemeritah Myanmar.

Ketua TPF Dewan HAM PBB Marzuki Darusman (dari Indonesia) mengatakan, tim akan menyelidiki dugaan-dugaan pelanggaran secara keseluruhan yang terjadi di Rakhine, Myanmar dan negara terdampak lain khususnya di bidang HAM.

“(Tugas TPF) menyelidiki dugaan-dugaan pelanggaran HAM dan juga menyampaikan rekomendasi, langkah-langkah untuk mengatasi termasuk juga akuntabilitas pertanggungjawaban,” katanya kepada Mi’raj News Agency (MINA) di Jakarta, Ahad (3/9).

Mantan Jaksa Agung RI itu menambahkan, jika nanti telah dilakukan penyelidikan dan terbukti ada pelanggaran, Tim TPF tidak berwenang memberikan hukuman dan hanya menyampaikannya ke Dewan HAM PBB di Jenewa seperti laporan keadaan, apa yang terjadi, dan kesimpulan.

Marzuki menuturkan, sebenarnya apa yang terjadi di Myanmar termasuk di Rakhine sejak puluhan tahun lalu sudah ada berkas-berkasnya dan bisa diambil kesimpulan. Kendati demikian Tim TPF juga perlu datang langsung ke lokasi untuk mencari fakta termasuk fakta-fakta terbaru.

“Itu ada arsipnya, TPF dimudahkan dengan adanya fakta-fakta yang sudah ada. Dari segi informasi data sudah cukup banyak yang bisa dirujuk TPF untuk sampai suatu gambaran keadaan di sana,” kata putra diplomat kawakan Indonesia, Suryono Darusman itu.

Myanmar sendiri sampai saat ini tidak mengizinkan Tim Pencari Fakta Dewan HAM PBB masuk ke negaranya dengan tidak dikeluarkannya visa, dengan alasan Myanmar sudah memiliki TPF sendiri.

Meski begitu, Marzuki berharap izin masuk ke Myanmar akan segera keluar, jika tidak  kunjung diizinkan, Tim TPF PBB sendiri akan mulai penyelidikan dari negara yang juga terdampak seperti Bangladesh, dan Malaysia.

“Sekarang kita sedang mencari jalan untuk menanamkan pengertian kepada mereka (Myanmar). TPF ini ada bukan bermaksud lain kecuali untuk mendapatkan pengertian lebih paham tentang apa yang terjadi di Myanmar,” katanya.

Beberapa spekulasi banyak muncul terkait konflik yang ada di Rakhine, Myanmar. Dari dugaan pembersihan etnis Muslim , konflik militer, hingga soal minyak bumi yang ada di daerah tersebut.

Namun, yang terdampak parah adalah Muslim Rohingya, ratusan desa dibakar oleh militer Myanmar. Ribuan Rohingya pergi menyelamatkan diri dari negaranya. (L/R08/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: habibi

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.