Sanaa, MINA – Delegasi Arab Saudi telah meninggalkan Yaman yang dilanda perang tanpa gencatan senjata, tetapi dengan komitmen untuk mengadakan pembicaraan putaran kedua dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran, kata Houthi dan sumber-sumber pemerintah kepada media, Jumat (14/4/2023).
Tim yang dipimpin oleh Duta Besar Mohammed Al-Jaber, berangkat dari Sanaa yang dikuasai pemberontak pada Kamis malam, empat hari setelah dia tiba untuk berusaha “menstabilkan” gencatan senjata yang berakhir tahun lalu.
“Ada kesepakatan awal tentang gencatan senjata yang harus diumumkan kemudian jika diselesaikan,” kata seorang pejabat Houthi tanpa menyebut nama, dalam informasi yang dikonfirmasi oleh sumber pemerintah. The New Arab melaporkan.
“Ada kesepakatan untuk mengadakan putaran pembicaraan lagi untuk membahas lebih lanjut poin-poin perbedaan,” tambahnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Houthi menguasai ibu kota Sanaa pada September 2014 setelah ditolak berpartisipasi dalam pemerintah yang diakui secara internasional. Perang yang dipimpin Saudi untuk menggulingkan Houthi diluncurkan pada bulan Maret berikutnya.
Ratusan ribu orang telah terbunuh, secara langsung atau tidak langsung, dan dua pertiga dari negara berpenduduk 30 juta itu bergantung pada bantuan, menurut perkiraan PBB.
Pertempuran mereda secara dramatis sejak gencatan senjata enam bulan yang ditengahi PBB tahun lalu, bahkan setelah berakhir pada bulan Oktober. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)