Jenewa, 8 Sya’ban 1428/4 Mei 2017 (MINA) –Seusai menghadiri pertemuan HAM tingkat tinggi di Jenewa, Menlu Retno Marsudi bertolak ke Amerika Serikat (AS) untuk menindaklanjuti kerjasama bilateral kedua negara setelah Wapres AS Mike Pence ke Indonesia beberapa waktu lalu.
“Indonesia siap perkuat kemitraan strategis dengan Amerika Serikat melalui kerja sama yang saling menguntungkan bagi rakyat kedua negara,” ujar Menlu RI saat tiba di Washington DC Rabu (3/5) malam, sebagaimana dikutip dalam pernyataan Kemenlu yang diterima MINA.
Kunjungan selama dua hari akan dimanfaatkan Retno untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat, Rex Tillerson, kunjungan kehormatan ke Wapres Mike Pence, Ketua DPR AS, Paul Ryan dan melakukan pembahasan dengan Penasihat Presiden Donald Trump bidang penanggulan terorisme, Thomas P. Bossert.
Beberapa isu utama yang akan diangkat dalam berbagai pertemuan tersebut adalah kerja sama ekonomi, upaya bersama dalam menanggulangi terorisme dan radikalisme melalui pendekatan soft power, kerja sama menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan serta upaya penyelesaian konflik Palestina dan Israel.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang
“Setidaknya itu adalah tiga isu strategis utama dimana bukan saja Amerika Serikat penting bagi Indonesia, namun Indonesia juga penting bagi Amerika Serikat,” tambah Retno.
Selain rangkaian pertemuan bilateral, Menlu RI juga menghadiri rangkaian pertemuan Menlu ASEAN dan AS di Washington DC. Pertemuan khusus Menlu ASEAN dan Menlu AS tanggal 4 Mei 2017 merupakan pertemuan pertama pasca terbentuknya pemerintahan baru di AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald J Trump.
Pertemuan ini bukan saja penting karena bertepatan dengan 40 tahun kemitraan ASEAN-AS, namun seiring perkembangan situasi yang sedang memanas di Semenanjung Korea.
“Indonesia secara jelas dan terbuka akan sampaikan agar semua pihak harus menahan diri dari tindakan provokasi yang berpotensi menganggu stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan. Konflik tidak akan menguntungkan siapapun dan hanya akan mengorbankan kemakmuran dan perdamaian di kawasan yang selama 5 dekade ini relatif stabil,” terang Menlu RI.
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
Kemitraan ASEAN-Amerika Serikat dimulai sejak 1977. AS mengaksesi the Treaty of Amity and Cooperation pada 2009 dan telah menunjuk Duta Besar AS untuk ASEAN sejak 2010.
Amerika Serikat bergabung dalam KTT East Asia tahun 2011 dan KTT ASEAN-AS secara formal diinstitusionalkan pada 2012. Sejak 2015, ASEAN dan Amerika Serikat telah meningkatkan kemitraan menjadi kemitraan Strategis. Nilai perdgangan antara negara ASEAN dan Amerika Serikat mencapai 224 Milyar Dollar AS. Amerika Serikat adalah mitra dagang ke-4 terbesar bagi ASEAN.
Amerika Serikat adalah investor terbesar ketiga di negara ASEAN dengan nilai 13,64 Milyar Dollar AS. Di saat yang sama, ekspor AS ke negara ASEAN telah menciptakan 550,000 lapangan pekerjaan di Amerika Serikat dan hampir 42,000 Perusahaan AS mengekspor lebih dari 100 Milyar dollar AS baik barang dan jasa ke negara ASEAN setiap tahunnya.(L/RE1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ