tipu-daya-setan-1-638-300x225.jpg" alt="" width="300" height="225" />Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
SERING kita terjebak dalam kubangan salah dan dosa berulang kali. Kita sadar jika kita sudah berbuat salah dan dosa, tapi untuk keluar dan meninggalkan dosa itu rupanya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mengapa terkadang kita sulit meninggalkan dosa dan maksiat? Jawabnya bisa jadi karena tipu daya setan terlalu kuat sehingga mampu menumbangkan pohon iman kita.
Bicara tentang tipu daya setan, artinya kita berbicara juga tentang bagaimana cara mengatasinya agar terhindar dan dari godaannya. Sebenarnya, tipu daya setan itu lemah. Inilah ungkapan langsung dari Allah Sang Pencipta semua makhluk termasuk di dalamnya setan. Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seorang muslim untuk menghadapi setan agar bisa mengalahkan dan terhindar dari tipu dayanya antara lain sebagai berikut.
Pertama, beriman dan bertauhid kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah Pencipta alam. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah, maka tidak ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Sehingga senjata pertama dan terutama bagi seorang mukmin untuk menghadapi setan, ialah dengan beriman secara benar kepada Allah, beribadah dengan ikhlas kepadaNya, bertawakkal hanya kepadaNya, dan beramal shalih menurut aturan-Nya, lewat Sunnah Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan, setan tidak memiliki kekuasaan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan mentauhidkanNya. Allah berfirman :
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan yang bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” [Qs. An Nahl : 99, 100].
Ibnul Qayyim menjelaskan, ketika Iblis mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan (untuk menguasai) orang-orang yang ikhlas, maka dia mengecualikan mereka dari sumpahnya yang bersyarat untuk menyesatkan dan membinasakan (manusia). Disebutkan dalam Al Qur`an, Iblis mengatakan.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
“Demi kekuasaan–Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba–Mu yang mukhlis di antara mereka.” [Qs. Shad : 82, 83]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلاَّ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.” [Qs. Al Hijr : 42]
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Maka ikhlas adalah jalan kebebasan, Islam adalah kendaraan keselamatan, dan iman adalah penutup keamanan [Al ‘Ilmu Fadhluhu Wa Syarafuhu, hlm. 72-74, tansiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].
Kedua, berpegang teguh kepada al Quran dan as Sunnah. Ketika Allah menurunkan manusia di muka bumi, sesungguhnya Dia menyertakan petunjuk untuk mereka. Sehingga manusia hidup di dunia ini tidak dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan, atau tanpa perintah dan tanpa larangan. Bahkan Allah menurunkan kitab suci dan mengutus para rasul yang membawa peringatan, penjelasan dan bukti-bukti. Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka dia akan menjadi mangsa setan dan dijerumuskan ke dalam kecelakaan abadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” [Az Zukhruf : 36].
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menjelaskan bahwa jalan Allah, jalan kebenaran, hanya satu. Menyimpang darinya, berarti mengikuti jalan-jalan setan.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ ( وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )
“Dari Jabir, dia berkata,”Kami duduk di dekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemudian beliau membuat sebuah garis di depan beliau, lalu beliau mengatakan: ‘Ini jalan Allah Azza wa Jalla. (Kemudian) beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membuat dua buah garis di kanannya, dan dua garis di kirinya. Beliau bersabda, ‘Ini jalan-jalan setan’. Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang hitam (tengah, Pen), lalu membaca ayat ini.” [HR Ahmad, dan lain-lain. Dishahihkan oleh Al Hakim, Adz Dzahabi, Al Baghawi, dan Syaikh Masyhur Hasan Salman. Lihat takhrij hadits ini oleh Syaikh Masyhur di dalam Tahqiq Kitab Al Amru Bil Ittiba’ Wan Nahyu ‘An Ibtida’, karya As Suyuthi, hlm. 33-34.] (Dan bahwa (yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Qs. Al An’aam : 153]
Maka jelaslah, bahwa jalan keselamatan agar terhindar dari tipu daya setan hanyalah dengan mengikuti jalan Allah, mengikuti Al Kitab dan As Sunnah sebagaimana pemahaman Salafush Shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (yaitu jalan para sahabat), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [Qs. An Nisa` : 115].
Ketiga, berlindung kepada Allah dari gangguan setan. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Makna ‘aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilaknat’, yaitu aku meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang dilaknat dari gangguannya atas agamaku, atau pada duniaku, atau menghalangiku dari melakukan apa yang aku diperintahkan dengannya, atau mendorongku melakukan apa yang aku dilarang dengannya. Karena tidak ada yang mencegah setan dari manusia kecuali Allah. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk mengambil hati dan bersikap lembut kepada setan manusia, dengan melakukan kebaikan kepadanya, agar tabi’atnya (yang baik) menolaknya dari gangguan (yang dia lakukan).
Allah memerintahkan agar (manusia) berlindung kepada-Nya dari setan, jin, karena dia tidak menerima suap. Perbuatan baik tidak akan mempengaruhinya, karena dia (setan) memiliki tabi’at yang jahat. Dan tidak akan mencegahnya darimu, kecuali Yang telah menciptakannya. [Tafsir Ibnu Katsir (1/14), Penerbit: Darul Jiil, Beirut, tanpa tahun].
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Inilah sebaik-baik jalan untuk menyelamatkan diri dari setan dan tentaranya, dengan memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla, karena Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa. Memohon perlindungan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, setiap diganggu setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman :
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
“Dan katakanlah : “Ya, Rabb-ku. Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku.” [Qs. Al Mukminun : 97-98]
Allah juga berfirman,
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ باِللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Qs. Al A’raf : 200].
Adapun waktu-waktu tertentu yang dituntunkan untuk beristi’adzah (memohon perlindungan), antara lain ialah : saat diganggu setan, adanya bisikan jahat, gangguan di dalam shalat, saat marah, mimpi buruk; saat akan membaca Al Qur’an, hendak masuk masjid, saat masuk ke tempat buang hajat, saat mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai, ketika akan berjima’, pada waktu pagi dan petang, isti’adzah untuk anak-anak dan keluarga, ketika singgah di suatu tempat, ketika akan tidur. Perincian dalil-dalil ini semua terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih.
Keempat, membaca al Quran. Di antara hikmah Allah menurunkan kitab suci Al Qur`an ialah sebagai obat dan penawar bagi orang yang beriman. Allah berfirman,
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَيَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّخَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” [Al Isra` : 82]
Dalam hal ini, membaca Al Qur`an juga termasuk sebagai terapi mengusir atau menjaga dari gangguan setan. Karena sesungguhnya, dengan sebab bacaan Al Qur`an ini, setan akan lari menjauh.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
“Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya.” [HR Muslim, no. 780].
Kepada Abu Hurairah, setan telah membukakan salah satu rahasianya. Hal ini dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Setan mengatakan.
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ( اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ
“Jika engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menyelesaikan ayat tersebut. Maka sesungguhnya akan selalu ada padamu seorang penjaga dari Allah, dan setan tidak akan mendekatimu sampai engkau masuk waktu pagi.” [HR Bukhari]
Kelima, memperbanyak Dzikrullah. Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari gangguan setan. Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah melalui para rasulNya. Antara lain melalui lisan Nabi Yahya Alaihissallam, sebagaimana hadits di bawah ini.
عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا…وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ
Dari Al Harits Al Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya)… Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah (mengingat, menyebut Allah). Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah.” [HR Ahmad].
Jadi, jika kita ingin selamat dari tipu daya dan gangguan setan, hendaklah selalu membasahi lidah dengan dzikrullah disertai konsentrasi dengan hati.
Keenam, menetapi Jama’ah Muslimin. Bergabung dengan Jama’ah Muslimin dalam melaksanakan berbagai ibadah yang dituntunkan dengan berjamaah, merupakan salah satu cara menyelamatkan diri dari incaran setan. Karena sesungguhnya, setan merupakan serigala yang akan menerkam manusia, sebagaimana serigala akan menerkam domba yang menyendiri dari rombongannya.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ قَالَ زَائِدَةُ قَالَ السَّائِبُ يَعْنِي بِالْجَمَاعَةِ الصَّلَاةَ فِي الْجَمَاعَةِ
“Dari Abu Darda’, dia berkata, Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak ada tiga orang di suatu desa atau padang, tidak didirikan shalat jamaah pada mereka, kecuali setan menguasai mereka. Maka bergabunglah dengan jamaah, karena sesungguhnya serigala itu akan memakan kambing yang menyendiri.” [HR Abu Dawud, no. 547].
Ketujuh, mengetahui tipu-daya setan sehingga mewaspadainya. Sungguh setan sangat antusias menyesatkan manusia. Dia menghabiskan umur dan nafasnya untuk merusak keadaan manusia. Maka kewajiban orang yang berakal, ia harus mewaspadai musuhnya ini, yang telah menampakkan permusuhannya semenjak zaman Nabi Adam Alaihissallam.
Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya dengan firman-Nya,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَازَكَى مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Qs. An Nur : 21].
Salah satu cara untuk mengetahui tipu daya setan, yaitu dengan mengetahui dan membongkar tipu-dayanya, sehingga seseorang dapat menghindarinya. Karena siapa tidak mengetahui keburukan, tanpa disadarinya, dia akan terjerumus ke dalamnya.
Kedelapan, menyelisihi setan dan menjauhi sarana-sarananya untuk menyesatkan manusia. Setan adalah musuh manusia. Kita wajib menjadikannya sebagai musuh. Karena tabiat musuh selalu berusaha dengan berbagai cara untuk mencelakakan musuhnya dan menjauhkannya dari kebaikan-kebaikan. Allah berfirman :
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَيَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغُرُورُ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” [Qs. Fathir : 5, 6].
Termasuk dalam hal ini, yaitu menyelisihi perbuatan-perbuatan setan, seperti : – Setan makan dan minum dengan tangan kiri, maka kita menyelisihinya dengan makan dan minum dengan tangan kanan. – Setan tidak melakukan qailulah (istirahat di tengah hari), maka kita menyelisihinya dengan melakukan qailulah. – Kita wajib meninggalkan tabdzir (pemborosan), karena orang-orang yang melakukan tabdzir adalah saudara-saudara setan. – Kita wajib melakukan sesuatu dengan tenang dan hati-hati, karena sikap tergesa-gesa adalah dari setan. – Hendaklah kita menolak dan menahan sekuatnya saat menguap, karena hal itu dari setan.
Dalil-dalil yang disebutkan ini, terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih. Demikian juga kita jauhi sarana-sarana yang digunakan setan untuk menyesatkan manusia, seperti musik, nyanyian, minuman keras, dan lain-lain.
Kesembilan, meyakini kelemahan tipu-daya setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَآءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” [Qs. An Nisa` : 76].
Bagaimanapun lihainya setan menebarkan perangkap-perangkapnya atas manusia, namun kita tetap harus meyakini bahwa tipu daya setan itu sesungguhnya lemah. Asalkan kita selalu mentaati Allah Yang Maha Perkasa.
Di antara kelemahan setan ialah: dia tidak dapat membuka pintu yang dikunci dan disebut nama Allah padanya. Demikian juga tidak dapat makan bersama manusia yang mengucapkan bismillah sebelumnya. Setan juga tidak dapat bermalam di dalam rumah yang penghuninya masuk dengan membaca bismillah.
Kesepuluh, taubat dan istighfar. Selama masih hidup, manusia membutuhkan taubat dan istighfar dari dosa-dosanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selama manusia berbuat demikian, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan selalu mengampuninya.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ فَقَالَ اللَّهُ فَبِعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَبْرَحُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي
“Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Iblis berkata kepada Robbnya,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, aku senantiasa akan menyesatkan anak-anak Adam selama ruh masih ada pada mereka’. Maka Allah berfirman,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, Aku senantiasa akan mengampuni mereka selama mereka mohon ampun kepadaKu.” [HR Ahmad].
Inilah sedikit penjelasan tentang setan dan tipu dayanya. Semoga bermanfaat dan menjadi bekal untuk membentengi diri dan keluarga dari gangguan dan godaan setan yang terkutuk, wallahul musta’an. (A/RS3/P1)
(berbagai sumber)
Mi’raj News Agency (MINA)