Jakarta, MINA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, upaya perbaikan ekonomi di Papua dapat menekan kekerasan di wilayah itu.
“Masalah di Papua yang paling utama adalah masalah ekonomi,” kata Tito, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10), Jakarta.
Ia mencontohkan pemekaran di Papua Barat membuat kekerasan menurun, demikian Info Publik melaporkan yang diterima MINA.
Kesimpulan itu berdasarkan pengalamannya sebagai Kapolda Papua selama dua tahun.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Jadi percepatan ekonomi seperti yang dilakukan di Papua Barat, kita lihat juga kekerasan menurun di sana,” paparnya.
Tito menegaskan kembali, rencana pemekaran provinsi baru di Papua bertujuan meneguhkan persatuan, dan kesatuan bangsa.
Namun, dia enggan berkomentar keterkaitan antara rencana pemekaran, dengan upaya menekan pergerakan kelompok separatis.
Ia menambahkan, Papua memang mendapat pengecualian dalam moratorium pemekaran.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
“Selain mempercepat pembangunan di wilayah Papua, pemekaran juga dilakukan demi mempermudah menjaga situasi keamanan,” pungkasnya.
Masalah pelanggaran HAM adalah isu yang selalu mengemuka terkait problem Papua. Hal itu memunculkan kerusuhan masih terjadi di Papua. Sebanyak 26 orang tewas akibat kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) lalu, bangunan kantor lama Bupati Yalimo dibakar sehari setelahnya. Kamis (26/9), 200 kios terbakar di Oksibil, Pegunungan Bintang. (R/Gun/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri