TKA Buka Taman Pendidikan di Terminal Keudah Banda Aceh

, MINA – , umumnya digunakan untuk transit kendaraan transportasi plat kuning, aktifitas yang padat dan banyaknya kendaraan yang mencari penumpang hingga pedagang asongan kerap memenuhi area terminal.

Terminal bukan hanya sekedar itu, identitas terminal juga kerap disematkan untuk hal yang bernuansa negatif, seperti berandalan, mabuk-mabukan para sopir, tak jarang juga digunakan untuk tempat porstitusi.

Kekhawatiran banyak orang akan hal tersebut, membuat Reza Gunawan membangun sebuah taman pendidikan, yang ia beri nama Komunitas Terminal Kreasi Aceh () di terminal , Banda Aceh.

Koresponden MINA bersama Aksi Cepat Tanggap () Aceh, berkesempatan mengunjungi kelas kreatif tersebut. Di sana sudah ada anak-anak yang tak sabaran menunggu kedatangan kami untuk berbagi dan belajar bersama mereka.

Diruangan berukuran 4×2 beralaskan karpet coklat, anak-anak ini terlihat riang, saling berbagai pensil warna, sesekali mereka juga saling bercanda serta beradu argumen warna apa yang cocok untuk menggambar lukisan gunung.

TKA sendiri, merupakan sebuah komunitas yang berfokus pada pendidikan dan isu-isu sosial di Banda Aceh. Setiap Rabu, komunitas tersebut aktif mengadakan kelas kreatif bersama anak-anak di terminal. Anak-anak ini berasal dari lingkungan sekitar terminal yang mayoritas kurang mampu secara ekonomi.

Reza Gunawan, Ketua Komunitas Terminal Kreasi Aceh mengatakan, komunitasnya itu sudah berdiri sejak tahun 2017 lalu, setiap anak yang berada di lingkungan terminal juga ikut dilibatkan dalam setiap kegiatan sosial, seperti bersih-bersih pantai misalnya, dan juga ikut belajar bersama yang dipandu para komunitas TKA.

Reza mempunyai harapan besar terhadap anak-anak tersebut. Baginya, anak-anak ini adalah generasi masa depan bangsa, meski sedang tidak beruntung dari segi ekonomi. Anak-anak ini tidak menutup kemungkinan untuk menjadi orang yang sukses, sehingga sudah saatnya mereka dipersiapkan sejak dini.

“TKA ini sendiri hadir memang dengan tujuan untuk merangkul anak-anak yang ada di lingkungan Terminal Keudah dan sekitarnya. Kita takut, lingkungan terminal yang kurang kondusif menjadikan anak-anak ini terbawa ke arah yang kurang baik. Makanya setiap pulang sekolah, mereka akan ke sini untuk belajar bersama kita,” kata Reza

Mereka belajar menggambar, mewarnai, serta komunikasi yang baik, sopan santun, tatakrama dan berbagai soft skills yang sering abai diajarkan di sekolah. Menjadi fokus TKA di dalam membentuk kepribadian anak anak tersebut.

“Suatu saat nanti, anak-anak ini bisa bebas menentukan mereka mau menjadi apa dan ke mana. Untuk saat ini sendiri kita baru sanggup mengajarkan mereka pada satu hari dalam sepekan, yaitu hari Rabu. Setiap Rabu setelah pulang sekolah, anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar ini akan menyambangi TKA,” ujar Reza.

Saat ini, jumlah anak-anak yang ikut belajar bersama TKA delapan orang. Jumlah ini memang tergolong sedikit, menurut Reza, di terminal Keudah masih banyak anak-anak yang memilih bekerja, membantu orang tua dengan menjadi pemulung, ngamen serta mengemis, agar mereka dapat bertahan hidup.

Namun perlahan, Reza optimis anak-anak akan bergabung dan belajar disini, kita akan terus berkomunikasi dengan mereka, dan melakukan sosialisasi bahwa pendidikan itu adalah hal yang utama, untuk mencapai cita-cita. (L/Ap/RI-1 )

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.