Banten, MINA – Arrahman Quranic Learning Center (AQL) Peduli bersama Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur Muslim Uighur Sayyid Tumtum memberikan bantuan kepada korban tsunami di kawasan Selat Sunda, Banten.
Hal itu dipaparkan Firman Fabi Direktur AQL Peduli di Pandeglang Banten, dalam keterangan tertulis diterima MINA, Sabtu (28/19).
“Program bersama Muslim Uighur adalah sejak fase Emergency hingga fase Recovey, salah satunya dengan bantuan berupa material bangunan untuk perbaikan bangunan rumah korban tsunami, serta bangunan fasilitas rumah ibadah paskah terjadinya tsunami Selat Sunda,” kata Firman.
“Alhamdulillah dalam kunjungan kedua kalinya kemarin bersama muslim Uighur, kita meresmikan 18 hunian tetap di Cikoneng, kita memberikan bantuan perbaikan kepada dua masjid dan 136 keluarga di desa Sumur, kita berikan bantuan,” tambah dia.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Dia mengatakan bahwa warga sangat antusias dan berterima kasih kepada Muslim Uighur atas kepeduliannya terhadap mereka. “AQL Peduli sendiri menjadi partner Muslim Uighur dalam menyalurkan donasi untuk para korban tsunami Selat Sunda,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur Muslim Uighur, Sayyid Tumtun juga memaparkan kondisi umat muslim Uighur khususnya di Xinjiang yang sedang mengalami tekanan dari rezim komunis Cina.
Menurutnya, 35 juta Warga Uighur di Xinjiang dan perantauan sedunia memohon dukungan doa dari seluruh umat Islam di Indonesia agar dimudahkan perjuangan mereka melawan kezaliman rezim komunis Cina.
“Kami mengkoreksi data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), karena tidak kredibel hanya menyatakan 1 juta penduduk Xinjiang yang kehilangan hak hidup,” kata Sayyid.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Ia memaparkan bahwa berdasarkan data investigasi dari Majlis Nasional Turkistan Timur, lebih dari 5 juta warga Muslim Uighur tewas akibat kebiadaban komunis Cina.
“Rezim komunis Cina telah merancang program dehumanisasi seperti kamp konsentrasi zaman Nazi di era Hitler. Wanita dan anak-anak korban dari program yang berkamuflase pertukaran keluarga yang sesungguhnya untuk menghilangkan etnis Uighur,” ungkapnya. (L/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan