Terengganu, MINA – Menteri Besar Terengganu Datuk Seri Ahmad Razif Abd Rahman mengatakan, Danau Kenyir akan terus menjadi kawasan wisata yang sesuai dengan syariah meski dinyatakan sebagai zona bebas bea.
Dia mengatakan, keputusan tersebut yang mungkin dianggap ‘tidak populer’ oleh beberapa orang, perlu untuk melindungi sensitivitas masyarakat dan agama.
“Biar Terengganu dikenal karena wisata Islam-nya. Kami tidak ingin Danau Kenyir menjadi seperti tempat lain dengan mempromosikan kegiatan yang tidak sesuai dengan syariah di sana,” ujarnya kepada Bernama, Senin (4/9).
“Kita harus mengakui bahwa kita harus setara dengan Thailand atau Indonesia dalam aspek pariwisata, (tapi) ada pedoman tentang Islam yang harus kita jalankan di bidang pariwisata,” kata Ahmad Razif kepada Bernama.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Dia mengatakan hal itu dimaksudkan untuk membuat Danau Kenyir menjadi tujuan wisata bagi umat Islam di dunia.
“Ini tidak mudah dilakukan. Perlu waktu, tapi saya yakin, hal itu dapat dicapai jika semua pihak bekerja sama untuk memastikan Danau Kenyir masuk ke peta pariwisata dunia,” ia menekankan seperti dikutip MINA dari Bernama.
“Penemuan Batu Bersurat di Kuala Berang, yang merupakan bukti awal peradaban Islam, di (daerah) Danau Kenyir dapat digunakan untuk menarik wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Ahmad Razif mengatakan sejarah Danau Kenyir menjadi zona bebas bea (pungutan pajak) dimulai pada 14 Desember 2015 dengan izin yang disetujui oleh Menteri Keuangan, yang kemudian menjadi Otoritas Pembangunan Terengganu Pusat (KETENGAH) sebagai otoritas yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Danau Kenyir dikukuhkan sebagai zona bebas bea pada tanggal 27 Januari tahun ini, yang mencakup area danau seluas 65.650 hektare, 339 pulau, dan Pengkalan Gawi.
Dia mengatakan bahwa zona bebas bea Pulau Kenyir akan melengkapi tempat-tempat wisata yang teah ada di daerah tersebut, seperti Kenyir Island Hopping (KlH), Cagar Alam Kelah, Desa Konservasi Gajah Kenyir (KECV).
Pemerintah Terengganu menargetkan bisa menggaet 750.000 kunjungan turis ke negara bagian tersebut tahun ini, dengan 269.512 turis yang tercatat per bulan Juni. Jumlah itu meningkat 8,32% dari kunjungan wisatawan yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu, yaitu 247.089.
“Yang penting adalah menyediakan infrastruktur dan fasilitas dasar dan pelayanan kelas satu oleh pedagang dan penduduk setempat. Jika ini bisa dilakukan, Danau Kenyir akan dikenal di seluruh dunia,” ujar Ahmad Razif.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pariwisata Danau Kenyir, Mohammad Raffee Abdul Wahab, mengatakan asosiasi masih menunggu keputusan dari Departemen Bea Cukai mengenai pelaksanaan atau kriteria bagi wisatawan yang ingin tinggal di rumah kapal.
“Sebelum Danau Kenyir dinyatakan sebagai zona bebas bea, respon (untuk tinggal di rumah kapal) telah menggembirakan, kami optimistis akan permintaan rumah perahu akan lebih tinggi karena wisatawan tidak hanya berbelanja, mereka juga ingin menyelami kehidupan di sini, ” kata dia.
Seorang pemilik Rumah Perahu Ratu Kenyir, Salfuan Sani Abdullah (38), mengatakan dia memperkirakan akan ada peningkatan 30% pemesanan sampai akhir tahun ini.
“Turis yang datang ke sini bisa menghabiskan setengah hari belanja, dan sisanya tinggal di sini, mereka menikmati keindahan Danau Kenyir dengan naik ke rumah kapal,” ujar Salfuan. (T/R11/RI-1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu