Gaza, MINA – Truk pertama yang berisi bahan bakar ke Jalur Gaza, Palestina sejak agresi Israel dimulai, telah tiba pada Rabu (14/11) di daerah kantong yang terkepung tersebut melalui perlintasan darat Rafah.
Truk bahan bakar diesel tersebut diizinkan oleh Pendudukan Israel hanya untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dengan jumlah yang dibatasi.
“Baru saja menerima 23,027 LT (6,083 galon) bahan bakar dari Mesir (setengah kapal tanker), namun penggunaannya telah dibatasi oleh otoritas Israel hanya untuk mengangkut bantuan dari Rafah,” kata Tom White, direktur Urusan UNRWA di Jalur Gaza, katanya dalam sebuah postingan di X, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurutnya, bahan bakar tersebut sama sekali tidak cukupi kebutuhan dan pengunaan tersebut telah dibatasi oleh Pendudukan Israel sehingga tidak ada untuk air dan rumah sakit.
“Tidak ada bahan bakar untuk air atau rumah sakit. Ini hanya 9% dari apa yang kita butuhkan setiap hari untuk mempertahankan aktivitas penyelamatan nyawa (dipengungsian,” lanjutnya.
Selain itu, Pendudukan Israel tidak mengizinkan bahan bakar untuk rumah sakit karena pihaknya menuduh digunakan oleh pejuang Palestina sebagai senjata melawan mereka.
“Ini setara dengan setengah truk! Tidak cukup sama sekali. Dibutuhkan lebih banyak lagi. Bahan bakar digunakan sebagai senjata perang, hal ini harus dihentikan,” kata UNRWA pada X.
Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza sudah 40 hari sejak Brigade Al-Qassam sayap kanan militer Hamas melakukan serangan mendadak bulan lalu di Ashkelon pemukiman ilegal bagian Selatan, Israel.
Pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas melalui Mesir ke Gaza sejak 21 Oktober, namun Israel menolak membiarkan bahan bakar masuk.
Pada hari Selasa, mereka memberikan persetujuan untuk 24.000 liter (6.340 galon) solar untuk diizinkan masuk ke Gaza, namun hal ini hanya diperuntukkan bagi truk-truk PBB bukan untuk rumah sakit di Gaza, yang tutup karena tidak mempunyai bahan bakar untuk menggerakkan generator mereka.(T/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)