Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kontroversi setelah menyampaikan ancaman hukuman berat, hingga hukuman mati kepada enam anggota Kongres dari Partai Demokrat yang ia tuduh melakukan tindakan subversif.
Ancaman itu disampaikan Trump melalui unggahan di media sosial, Jumat (21/11). Al-Jazeera melaporkan.
Dalam pernyataannya, Trump menilai bahwa seruan keenam legislator Demokrat kepada militer Amerika Serikat agar menolak perintah yang dianggap ilegal merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap hukum negara.
“Perilaku subversif,” tulis Trump dalam unggahannya, sambil mempertanyakan apakah mereka perlu ditahan dan diadili.
Baca Juga: G20 Capai Kesepakatan Bulat Meski AS Boikot KTT
Keenam anggota Kongres tersebut sebelumnya merilis video berisi pesan kepada anggota militer dan intelijen agar tetap berpegang pada konstitusi serta menolak setiap perintah yang dinilai melanggar hukum. Mereka menyatakan bahwa sumpah mereka adalah kepada konstitusi, bukan kepada individu pemimpin.
Ancaman Trump itu langsung menuai reaksi dari sejumlah tokoh Demokrat. Mereka menilai pernyataan tersebut berpotensi menimbulkan ketegangan politik dan dapat membahayakan keselamatan para legislator yang dituduh sebagai pengkhianat.
Sejumlah analis juga menilai retorika keras itu dapat memperdalam polarisasi politik di Washington.
Gedung Putih kemudian memberikan klarifikasi melalui juru bicara Karoline Leavitt. Ia menegaskan bahwa Presiden Trump tidak bermaksud melakukan tindakan kekerasan terhadap para anggota Kongres tersebut, namun menilai langkah mereka mungkin dapat diproses melalui mekanisme hukum yang berlaku.
Baca Juga: Serangan Israel di Lebanon Selatan Tewaskan 1 Warga, Lima Lainnya Terluka
Pada video yang dipersoalkan, enam anggota Kongres Demokrat itu adalah Senator Elissa Slotkin dan Mark Kelly, serta anggota DPR Jason Crow, Chris Deluzio, Maggie Goodlander, dan Chrissy Houlahan.
Mereka menyampaikan kekhawatiran bahwa ancaman terhadap konstitusi Amerika Serikat dapat datang dari dalam negeri, terutama menjelang agenda politik nasional tahun depan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 1.700 Anak Sudan Menderita Malnutrisi
















Mina Indonesia
Mina Arabic