Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump Ancam Potong Dana Pemerintah Federal ke New York setelah Kemenangan Mamdani

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 25 detik yang lalu

25 detik yang lalu

0 Views

Presiden AS Donald Trump. (Gambar: X)

Washington, MINA  – Presiden AS Donald Trump menyatakan kemarahannya setelah kemenangan Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York City, dengan menuding Mamdani sebagai “komunis” dan mengancam akan menghentikan alokasi dana federal untuk kota tersebut.

Trump dalam pernyataannya di platform media sosial menyebut Mamdani sebagai “komunis” yang berpotensi memimpin New York menjadi kota dengan orientasi ideologi yang jauh dari tradisi konservatif Amerika Serikat.

Dengan nada keras, Trump memperingatkan bahwa tanggung jawab dana federal yang selama ini mengalir ke New York bisa dipertimbangkan ulang jika pemerintahan Mamdani melakukan langkah-langkah yang dianggap bertentangan dengan kebijakan Washington. Al-Jazeera melaporkan.

Sementara itu, Mamdani yang berasal dari partai Demokrat dan dikenal dengan visi progresifnya mengenai perumahan terjangkau, transportasi publik, dan kesejahteraan sosial menanggapi tudingan tersebut dengan sikap tegas. Dalam pidato kemenangannya ia menyebut bahwa perubahan besar sudah lama ditunggu warga kota besar seperti New York.

Baca Juga: Topan Kalmaegi Hantam Filipina, Sedikitnya 85 Tewas dan 75 Hilang

Ketegangan antara Trump dan Mamdani mencerminkan benturan gaya politik klasik AS: antara politik populis konservatif yang direpresentasikan Trump dan arus baru progresif-sosialis yang diwakili Mamdani.

Pengamat menilai bahwa dinamika ini bukan hanya penting bagi New York, tetapi juga berpotensi mempengaruhi medan politik nasional menjelang pemilu selanjutnya.

Zohran Mamdani merupakan legislator muda yang terpilih sebagai wali kota New York City, sebuah kota yang selama dekade panjang menjadi benteng partai Demokrat. Platform kampanyenya yang antara lain mencakup pembekuan sewa, subsidi transportasi publik, dan pengenaan pajak lebih tinggi bagi golongan berpenghasilan besar telah memicu kontroversi serta reaksi keras dari kubu konservatif di Washington.

Sedangkan Donald Trump, yang baru-baru ini kembali meraih pengaruh nasional, selama ini kerap menggunakan isu sosialisme dan komunisme sebagai senjata politik terhadap lawan-lawan progresif. Tuduhannya terhadap Mamdani sebagai “komunis” menjadi bagian pola retorika yang lebih luas dalam kampanye ideologisnya. []

Baca Juga: AS Usulkan Pencabutan Sanksi DK PBB Terhadap Presiden Suriah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda