Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memicu kejutan dan kemarahan warganet di media sosial setelah berbagi video antimuslim yang diposkan oleh aktivis sayap kanan Inggris yang dikenal dengan retorika antimuslimnya di Twitter.
Pemimpin AS tersebut berbagi tiga video unggahan wakil ketua Pertama Inggris Jayda Fransen yang menunjukkan bahwa “orang-orang Muslim” melakukan pemukulan atau tindakan vandalisme. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.
Fransen pada tahun 2016 pernah dihukum oleh pengadilan Inggris karena melecehkan seorang wanita yang mengenakan jilbab. Ia dilarang oleh pengadilan memasuki masjid di Inggris.
Bersama dengan aktivis lainnya dari kelompok sayap kanan, Fransen terlibat dalam “invasi” terhadap masjid.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Salah satu tweet yang dimiliki Trump menunjukkan sebuah video tentang seorang remaja laki-laki yang memukuli remaja laki-laki lainnya dengan tongkat. Insiden tersebut terjadi pada bulan Mei tahun ini di kota Monnickendam, Belanda.
Setelah video tersebut diunggah di media sosial Belanda di bulan Mei, polisi menahan dua remaja kota Monnickendam dan Edam-Volendam, sehubungan dengan pemukulan tersebut. Namun, tidak pernah dipastikan bahwa individu dalam video itu adalah Muslim atau migran.
Keputusan Trump untuk membagikan video tersebut dikecam keras oleh kelompok hak asasi manusia.
“Dengan tindakannya yang tidak bertanggung jawab pagi ini, Presiden Trump jelas mengatakan kepada anggota basisnya bahwa mereka harus membenci Islam dan Muslim,” kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif Nasional Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR). (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan