Riyadh, MINA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyebut milisi Houthi sebagai “pejuang tangguh” dalam pidatonya di Forum Investasi Arab Saudi-Amerika Serikat di Riyadh, Selasa (13/5).
Pernyataan ini menjadi sorotan mengingat Trump sebelumnya sempat melabeli Houthi sebagai kelompok teroris.
“Kami telah meluncurkan lebih dari 1.100 serangan terhadap Houthi. Mereka tangguh, mereka adalah pejuang tetapi mereka sepakat untuk berhenti menargetkan kapal-kapal AS,” ujar Trump, dikutip dari Middle East Monitor (MEMO).
Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat sejatinya tidak berniat menyerang Houthi secara langsung, sebagaimana yang terjadi di Laut Merah.
Baca Juga: Tewaskan 12 Orang, Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata di Lebanon
Namun, menurutnya, serangan tetap dilancarkan jika kelompok tersebut melakukan provokasi atau menyerang kapal di perairan internasional.
“Saya selalu lebih suka perdamaian dan kemitraan,” tambahnya, menekankan keinginan AS untuk mengedepankan diplomasi dan kerja sama regional.
Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Trump mengumumkan rencana gencatan senjata antara AS dan Houthi Yaman.
Langkah ini menuai berbagai reaksi, mengingat pada awal masa jabatannya sebagai presiden AS, Trump secara resmi menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris melalui perintah eksekutif.
Baca Juga: Trump Umumkan Tarif Ekspor RI ke AS Jadi 19 Persen
Perubahan sikap Trump terhadap kelompok bersenjata yang berbasis di Yaman tersebut menimbulkan spekulasi akan adanya arah baru dalam kebijakan luar negeri AS di kawasan Timur Tengah, khususnya terkait konflik Yaman dan stabilitas di Laut Merah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Desak Uni Eropa Hentikan Kemitraan dengan Israel