Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump Umumkan Rencana Bangun Sistem Pertahanan “Kubah Emas”

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 30 detik yang lalu

30 detik yang lalu

0 Views

Presiden AS Donald Trump. (Gambar: X)

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencana ambisius untuk membangun sistem pertahanan rudal canggih bernama “Kubah Emas” (Golden Dome).

Proyek bernilai USD175 miliar (setara Rp2.800 triliun) itu akan menjadi tonggak baru dalam sejarah militer AS, karena untuk pertama kalinya, senjata pertahanan akan ditempatkan di luar angkasa. Al-Jazeera melaporkan.

Berbicara dari Ruang Oval di Gedung Putih pada Selasa (20/5), Trump memamerkan ilustrasi artistik intersepsi rudal yang menggambarkan bagaimana “Kubah Emas” akan bekerja. Ia menyatakan harapannya agar sistem ini dapat beroperasi penuh sebelum akhir masa jabatannya pada tahun 2029.

“Sistem ini dirancang untuk melindungi AS dari ancaman rudal di mana pun, bahkan jika ancaman tersebut berasal dari luar angkasa,” ujar Trump dengan penuh keyakinan.

Baca Juga: AS dan Turkiye Bahas Stabilitas Suriah dalam Kelompok Kerja di Washington

Rencana pembangunan “Kubah Emas” merupakan bagian dari strategi pertahanan nasional AS yang terus berkembang di tengah meningkatnya kompetisi geopolitik global, terutama dengan negara-negara seperti Rusia dan China.

Kedua negara tersebut juga sedang mengembangkan teknologi militer berbasis luar angkasa, termasuk senjata hipersonik dan laser.

Langkah ini juga mencerminkan upaya AS untuk memperkuat supremasi militernya, setelah sebelumnya memperluas cabang Angkatan Luar Angkasa (US Space Force) yang didirikan pada 2019.

Selain itu, proyek ini mencerminkan perubahan paradigma dalam doktrin pertahanan global. Penempatan senjata di luar angkasa melampaui batas tradisional perang bumi dan udara, menjadikan luar angkasa sebagai medan baru kompetisi militer.

Baca Juga: Ledakan Bus Sekolah di Pakistan Tewaskan Lima Orang, Tentara Tuding India

Namun, proyek ini menuai kritik dari berbagai pihak. Para pengamat menilai bahwa pengembangan senjata berbasis luar angkasa dapat memicu perlombaan senjata baru yang tidak terkendali.

Sementara itu, komunitas internasional menyoroti potensi ancaman terhadap perjanjian luar angkasa yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di orbit. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Uni Eropa Resmi Cabut Sanksi Ekonomi terhadap Suriah

Rekomendasi untuk Anda