Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tujuh kejadian bencana baru terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada periode 15–16 Oktober 2025. Sebagian besar peristiwa dipicu oleh cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan bangunan, korban luka, hingga menelan satu korban jiwa di Bengkulu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, sebagian besar bencana yang terjadi didominasi oleh cuaca ekstrem seperti angin kencang, hujan deras, dan banjir bandang.
“Kami mencatat tujuh kejadian bencana baru di sejumlah wilayah Indonesia. Sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/10).
Menurut laporan BNPB, tiga peristiwa bencana yang berdampak signifikan terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Di Kabupaten Kudus, kebakaran hutan dan lahan melanda perkebunan tebu di Kelurahan Samirejo, Kecamatan Dawe, Selasa (14/10) malam.
Baca Juga: Validasi Terjemahan Al-Quran Bahasa Makassar Rampung, Siap Uji Publik
Tim BPBD Kudus melaporkan bahwa area terbakar mencapai satu hektare, namun tidak ada korban jiwa. Api berhasil dipadamkan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan.
Bencana lain di Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Purbalingga, di mana angin kencang menerjang sebuah bangunan empat lantai yang sedang dibangun di Desa Purbalingga Lor. Dinding bangunan ambruk dan menimpa bangunan lain di sekitarnya, mengakibatkan satu orang luka berat.
“BPBD Purbalingga langsung mengevakuasi korban dan membersihkan material runtuhan. Lokasi kini dibatasi karena masih berpotensi ambruk,” jelas Abdul Muhari.
Masih di Jawa Tengah, cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Demak, Rabu (15/10) malam. Hujan deras disertai angin kencang merusak puluhan rumah di lima kecamatan. Sebanyak 55 rumah warga terdampak dan sejumlah pohon tumbang menimpa bangunan. Tim reaksi cepat BPBD Demak terus melakukan pembersihan dan penanganan dampak hingga Kamis pagi.
Baca Juga: Arah Baru Kebijakan Pemerintah: Fokus pada Ketahanan Pangan dan Ekonomi Rakyat
Di wilayah Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Blitar, cuaca ekstrem terjadi, Selasa (14/10) sore. Hujan deras dan angin kencang mengakibatkan 52 kepala keluarga terdampak, dengan 46 rumah rusak ringan, satu fasilitas umum, satu fasilitas pendidikan, dan dua akses jalan mengalami kerusakan. Tim gabungan telah melakukan penanganan di lapangan, sementara BPBD tetap siaga di wilayah rawan untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.
Sementara itu, banjir bandang melanda Desa Simpang, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Banjir dipicu hujan deras berkepanjangan yang menyebabkan debit sungai meningkat dan merendam permukiman warga.
“Satu warga dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus sungai saat menyeberang jembatan,” ujar Abdul Muhari.
Korban ditemukan tim BPBD, Rabu (15/10) di muara pantai Seluma dalam kondisi meninggal dunia.
Baca Juga: 426 Siswa SMAN 1 Yogyakarta Diduga Keracunan Usai Santap MBG
Peristiwa lain juga terjadi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, di mana cuaca ekstrem menyebabkan sembilan orang luka-luka, delapan di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit. Hasil kaji cepat menunjukkan delapan wilayah terdampak, di antaranya Mlati, Gamping, dan Umbulharjo. Selain korban luka, tercatat enam rumah rusak ringan, empat tempat usaha terdampak, serta enam jalur listrik mengalami gangguan.
Menanggapi kondisi tersebut, Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang disebabkan cuaca ekstrem.
“BNPB meminta pemerintah daerah memperkuat sistem peringatan dini, memeriksa kesiapan sarana penanggulangan bencana, dan mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan warga untuk terus memantau informasi resmi dari pemerintah terkait kondisi cuaca terkini agar langkah antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin. []
Baca Juga: BMKG: Suhu Udara di Jawa Tengah Naik hingga 35 Derajat Celsius, Warga Diminta Waspada
Mi’raj News Agency (MINA)