Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tulis Surat Terbuka, MER-C Desak Pemerintah Indonesia Protes Penyerangan Sistem Kesehatan Gaza

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 6 detik yang lalu

6 detik yang lalu

0 Views

Ketua Presidium MER-C Hadiki Habib saat jumpa pers terkait situasi terkini RS Indonesia dan kondisi relawan di Jalur Gaza, Rabu (9/10). (Foto: MINA)

Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) melalui surat terbuka pada Sabtu (28/12), mendesak pemerintah Indonesia untuk melayangkan protes keras invasi Militer Israel terhadap Sistem Kesehatan di Gaza Utara, Palestina.

surat terbuka itu disampaikan oleh kelima anggota presidium MER-C Indonesia yaitu dr. Hadiki Habib, dr. Tonggo Meaty Fransisca, dr. Zecky Eko Triwahyudi, DR. Ir. Ahyahudin Sodri, dan dr. Yogi Prabowo.

MER-C mengatakan hampir 90 hari sistem layanan kesehatan di Gaza Utara mengalami tekanan, mulai dari pembatasan tim medis internasional, pengurangan suplai logistik medis dan bahan bakar hingga yang terakhir masif terjadi dalam sepekan terakhir adalah pemaksaan pemindahan pasien dan staf medis yang dibarengi penyerangan langsung terhadap RS Kamal Udwan dan RS Al Awda.

“Dalam kurun waktu tersebut, tidak terdengar nada protes dari para pemimpin internasional, apalagi pemimpin negara-negara Muslim. Berkali-kali teriakan memohon intervensi internasional disampaikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza dan oleh direktur RS Kamal Udwan sendiri, dr. Husam Abu Safiya, namun hanya seperti bisikan angin malam di musim dingin semata,” ujar MER-C dalam surat terbuka tersebut.

Baca Juga: Waketum MUI Anwar Abbas Tak Sependapat soal Kenaikan PPN 12 persen

MER-C menegaskan, bagi Indonesia tekanan militer terhadap sistem kesehatan di Gaza Utara juga berarti ancaman terhadap RS Indonesia. Dalam sejarahnya, RS Indonesia adalah sumbangsih terbesar masyarakat Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, yang pada akhirnya menjelma menjadi tulang punggung sistem kesehatan di Gaza Utara.

“Sebagai lembaga yang konsisten mengirimkan tim medis ke Jalur Gaza, kami menyaksikan bagaimana pasien dan staf medis harus bertahan di bawah ancaman perang dan di saat yang sama melawan penyakit yang diderita,” kata MER-C.

MER-C juga mengungkap, dalam 3 bulan terakhir kondisi semakin sulit, tidak hanya berdampak terhadap pelayanan namun juga kesehatan mental seluruh pekerja kesehatan yang berada di RS. Karenanya, MER-C berharap kepada pemerintah Indonesia, dengan posisi dan wewenang yang dimiliki saat ini, untuk memprotes keras invasi militer Israel terhadap sistem kesehatan di Gaza Utara yang merusak infrastruktur rumah sakit dan membunuh para pekerja kesehatan didalamnya saat bertugas.

“Kami berharap, suara Bapak-bapak yang mewakili 200-an juta masyarakat di Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina, akan memberikan dorongan dan inspirasi bagi pemimpin dunia lainnya agar mau bersuara dan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel agar menghentikan penyerangan terhadap fasilitas kesehatan yang merupakan pelanggaran terhadap International Humanitarian Law,” tambah MER-C dalam surat tersebut.

Baca Juga: Bantuan Indonesia untuk Korban Gempa Vanuatu Tiba di Port Vila

lebih lanjut MER-C mengatakan, keterlambatan dalam menyuarakan masalah ini, tidak hanya berpotensi pada penghancuran sistem kesehatan, namun dalam skala yang lebih besar merupakan bagian dari genosida terencana dan sistematis.

“Mari selamatkan saudara kita di Gaza, Palestina dari upaya penghilangangan paksa eksistensi mereka dari muka bumi,” pungkasnya. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Ini Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Ahad 29 Desember Besok

 

Rekomendasi untuk Anda