Ben Gardane, Tunisia, 11 Jumadil Awwal 1436/2 Maret 2015 (MINA) – Perdana Menteri Tunisia Habib Essid mengatakan pemerintahnya telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan 200 km, Ahad (1/3), seiring memburuknya kekerasan di Libya.
“Selama tiga pekan terakhir, kami telah memperkuat kehadiran keamanan di sepanjang perbatasan dengan Libya, menyusul pembunuhan keji terhadap 21 warga Mesir,” kata Essid saat berkunjung ke perbatasan Ras Ajdir, terminal terbesar antara Tunisia dan Libya, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Eksekusi oleh kelompok afiliasi ISIS itu mendorong Mesir luncurkan serangan udara terhadap target yang diduga basis ISIS di kota Derna, Libya timur.
Ribuan warga Mesir yang bekerja di Libya telah melarikan diri menyeberang ke Tunisia untuk kembali ke Mesir dengan pesawat carteran pemerintah Mesir.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Libya tetap dalam kekacauan sejak pemberontakan berdarah mengakhiri kekuasaan Muammar Gaddafi selama beberapa dekade pada akhir 2011.
Sejak itu, perpecahan politik yang tajam di negara ini telah menghasilkan dua kelompok parlemen, masing-masing memiliki lembaga sendiri.
Kekuasaan legislatif Perwakilan yang didukung dunia internasional berbasis di Tobruk. Sementara kelompok milisi memimpin Kongres Nasional Umum, meskipun mandatnya berakhir tahun lalu, namun terus bersidang di ibukota Tripoli. Kedua majelis mendukung dua pemerintahan yang berbeda. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia