Jakarta, 24 Rabi’ul Akhir 1437/4 Februari 2016 (MINA) -Presiden Djoko Widodo Rabu di kantor kepresidenan memimpin langsung rapat terbatas persiapan menghadapi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Oganisasi Konferensi Islam (OKI) ke-5 mengenai Palestina, yang akan digelar di Jakarta pada 6-7 Maret 2016.
KTT ini diadakan mengingat perkembangan-perkembangan terakhir yang harus diantisipasi untuk mendukung perjuangan Palestina.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konperensi pers usai rapat terbatas mengatakan, KTT yang mengundang kurang lebih 56 kepala negara/kepala pemerintahan, adalah sangat penting.
Ia memaparkan rangkaian acara KTT akan terdiri dari pertemuan Senior Officer Meeting (SOM) yang dilanjutkan dengan Pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri pada 6 Maret. Kemudian, pada 7 Maret akan diselenggarakan KTT-nya itu sendiri.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Ada beberapa alasan mengapa KTT ini sangat penting bagi Indonesia, OKI, dan juga dunia, demikian keterangan pers Sekretariat Kabinet yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Pertama adalah kondisi Al-Quds tidak juga membaik saat ini. Yang kedua adalah negosiasi dalam konteks kuartet sudah berhenti sejak Mei 2015. Yang ketiga adalah bahwa situasi dunia saat ini sangat dinamis sehingga terjadi distraksi isu yang dikhawatirkan akan menjadikan isu Palestina ini menjadi tersingkirkan,” jelas Menlu Retno.
Ia juga mengungkapkan, penyelenggaraan KTT adalah atas permintaan Palestina dan Sekjen OKI, maka Indonesia akan menjadi tuan rumah.
“Buat Indonesia sendiri ini adalah bentuk dari komitmen Indonesia terhadap pencapaian dan stabilitas dunia dan sekaligus menerjemahkan mandat dari konstitusi kita,” jelas Menlu.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
KTT ini, tambah Menlu, juga diharapkan dapat menghasilkan perkuatan dukungan OKI dari dunia internasional terhadap penyelesaian masalah Palestina.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin Ratas di Kantor Presiden Jakarta itu, menyampaikan bahwa negara-negara yang tergabung dalam OKI sepakat untuk mengadakan KTT Luar Biasa untuk membahas perbatasan-perbatasan wilayah negara Muslim di wilayah di Masjid Al-Aqsha.
Semula KTT Luar Biasa ini, menurut Presiden Jokowi, akan diselenggarakan di Maroko, tapi Maroko menyatakan ketidaksanggupannya.
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa alasan kedua juga membuat suatu terobosan strategi kembali proses perdamaian di Timur Tengah ataupun ASEAN mengenai isu Palestina.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Tentunya apa yang kita lakukan ini sejalan dengan yang dilakukan Presiden RI terus menyampaikan pesan damai di Timur Tengah dan menyampaikan kesediaan Indonesia untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di timur tengah,” tambah Retno.
Hasil KTT sendiri pertama adalah support political statement dan yang kedua adalah action oriented based from work. Menlu juga menyampaikan bahwa mulai tanggal 9 Februari akan pertemuan awal antara Indonesia, Palestina dan Sekjen OKI dalam hal penyelenggaraan KTT tersebut.
Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung menambahkan bahwa salah satu pesan yang ingin disampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang damai dan dapat menyelenggarakan KTT dengan sukses.
Untuk kegiatan lainnya, Menteri Agama juga mempersiapkan beberapa kegiatan pendukungnya didukung oleh Kemensetneg, Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Selain Bu Menlu menyiapkan konferensinya berbagai side event-nya ini, antara Kementerian Agama didukung oleh Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif dan juga Setneg yang menyiapkan,” jelas Mensesneg.
Di akhir konferensi Pers, Seskab sampaikan bahwa karena tanggal 6 itu hari Ahad dan kita ingin menunjukkan kepada dunia kita adalah negara yang damai. “Karena itu adalah car free day, maka kegiatan itu tetap diadakan seperti biasa,” kata Seskab mengakhiri konferensi pers. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)