Ankara, 8 Ramadhan 1436/25 Juni 2015 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan meminta kepada Kementerian Agama di negaranya untuk mengagendakan rencana menyelenggarakan konferensi Penyatuan Kalender Islam Internasional Maret 2016 mendatang.
Erdogan mengatakan konferensi yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam mengawali bulan Hijriyah, studi penyatuan Kalender, dan menentukan hari keagamaan Islam seperti awal bulan Ramadhan dan hari libur Idul Fitri dan Idul Adha di kalangan umat Islam.
Kantor Berita Turki Anadolu Agency seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada Rabu (24/6) menyebutkan, menurut Erdogan, perbedaan pada awal bulan Ramadhan di beberapa negara Islam dan bahkan dalam beberapa kota dalam satu negeri, bertentangan dengan semangat persatuan dan kesatuan Islam.
“Karena itu penting mengadakan pertemuan yang komprehensif dengan mengundang para ulama , ahli astronomi dan pengambil keputusan di negara-negara Islam, untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar Erdogan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kementerian Agama Turki akan mengoordinir pelaksanaan konferensi dengan meminta proposal dan kalender dari berbagai lembaga ilmiah, para pakar astronomi, ilmuwan, dan negara-negara untuk bahan diskusi nanti.
Bahan-bahan konferensi disiapkan pula dalam terjemahan ke tujuh bahasa yaitu: Turki, Arab, Inggris, Spanyol, Jerman, Perancis, dan Rusia.
Panitia kegiatan akan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Komite Konferensi Ilmiah, Prof. Dr. Yavuz Unal, Anggota Dewan Tertinggi Urusan Agama Turki.
Konvensi Istanbul
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Bagaimana pun, Turki pernah menjadi tuan rumah konferensi penyatuan penanggalan Kalender Dunia Islam, yang diprakarsai Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, tahun 1978. Konferensi bertema Musyawarah Ahli Hisab dan Ru’yat kala itu dihadiri oleh wakil-wakil dari 19 Negara Islam, termasuk Indonesia, ditambah dengan tiga Lembaga Kegiatan Masyarakat Islam di Timur Tengah dan Eropa.
Ada tiga kesepakatan terpenting Konvensi Istambul 1978 itu, yaitu pertama, sepakat satunya penanggalan bagi dunia Islam. Kedua, ru’yatul hilal (penglihatan bulan) suatu negara berlaku untuk semua negara. Ketiga, Mekkah Al-Mukarramah dijadikan sentral ru’yatul hilal dan pusat informasi ke seluruh negeri-negeri Islam. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama