Ankara, MINA – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyuarakan keprihatinan atas dugaan penganiayaan terhadap Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang dan menyerukan Beijing untuk melindungi kebebasan beragama di sana.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB membuka sesi empat pekan, pada hari Senin, 25 Februari, ketika negara-negara Barat meminta ke Turki dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyoroti “pendidikan dan pelatihan” di Xinjiang.
Dalam sambutannya, Cavusoglu tidak secara khusus menyebutkan kamp penahanan massal di wilayah barat terpencil Cina. Al Jazeera melaporkan.
Namun, ia mengatakan kepada forum Jenewa bahwa laporan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang menjadi alasan serius.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Perbedaan harus dibuat antara “teroris dan orang tak bersalah”, katanya.
Dia menambahkan, bahwa negaranya siap dan akan mendukung kebijakan One Cina.
“Kami mendorong otoritas Cina dan berharap bahwa hak asasi manusia universal, termasuk kebebasan beragama, dihormati dan perlindungan penuh terhadap identitas budaya Uighur dan Muslim lainnya dijamin,” imbuhnya.
Cina, anggota Dewan Hak Asasi Manusia yang beranggotakan 47 orang, tidak segera menanggapi pernyataan Menlu Turki itu. Delegasi lainnya akan bebas untuk berdiskusi nanti dalam sesi pembahasan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Mi’raj News Agency (MINA)