New York, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki pada hari Senin (24/9) membahas penderitaan Muslim Rohingya dengan sesama rekannya dari Inggris dan Perancis di New York, Amerika Serikat.
Menlu Mevlut Cavusoglu mengatakan di Twitter bahwa para menteri luar negeri mengevaluasi kondisi Muslim Rohingya, dan menekankan bahwa “bantuan kemanusiaan harus ditingkatkan.”
Pembicaraannya dengan Jeremy Hunt dan Jean-Yves Le Drian berlangsung di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB, Anadolu Agency melaporkan.
Cavusoglu mengatakan bahwa kembalinya Muslim dengan sukarela dari Bangladesh ke Myanmar harus mendapat jaminan keamanan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan Myanmar, menurut laporan Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).
Amnesty International mengatakan lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar anak-anak dan perempuan, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas sejak Agustus 2017.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat karena puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Cavusoglu juga mengadakan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, Menlu Moldova, Jepang dan Kolombia. (T/RS2/R01)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)