Ankara, MINA – Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (1/9) mengutuk Amerika Serikat atas keputusannya untuk mengakhiri pendanaan buat Badan Pekerjaan dan Pertolongan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Keputusan Amerika Serikat akan memengaruhi hidup lebih dari 5 juta orang Palestina dengan cara yang negatif. Pada saat yang sama, keputusan ini akan merusak visi untuk menemukan solusi dua negara terhadap masalah Palestina; perdamaian dan stabilitas regional,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir Daily Sabah.
Kecaman itu muncul sehari setelah juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan Washington “tidak akan lagi melakukan pendanaan lebih lanjut” kepada (UNRWA.
Kementerian menggambarkan keputusan AS sebagai “kekecewaan besar”.
Baca Juga: Hezbollah dan Houthi Kompak Serang Wilayah Pendudukan Israel
“Dalam situasi seperti ini, operasi UNRWA yang terus-menerus tanpa gangguan telah menjadi uji legitimasi dan tugas teliti dalam masalah komunitas internasional,” tambahnya.
Turki akan membahas masalah ini secara rinci selama pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB di New York, pada 27 September, dengan co-chairmanship Yordania, Jepang, Swedia dan Uni Eropa, dan partisipasi Sekretaris Jenderal PBB dan Komisaris Jenderal UNRWA, kata pernyataan itu.
Turki bertekad untuk terus melakukan segala upaya untuk mendukung UNRWA dan bersolidaritas dengan rakyat Palestina.
Para agen, pejabat, dan pengungsi Palestina juga mengkritik keputusan AS tersebut.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Juru bicara UNRWA, Chris Gunness, berbicara di Yordania, tempat lebih dari 2 juta pengungsi Palestina yang terdaftar tinggal, termasuk 370.000 di sepuluh kamp pengungsi.
Gunness mengatakan, “Ini adalah keputusan yang sangat disesalkan … beberapa orang yang paling dirugikan, terpinggirkan dan rentan di planet ini akan semakin menderita.”
Gunness mengatakan UNRWA menyediakan klinik kesehatan, sekolah bagi 526.000 anak-anak pengungsi di Yordania, Suriah, Libanon, Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan bantuan makanan bagi 1,7 juta orang – satu juta di Gaza.
Badan ini sekarang akan meminta donor yang ada untuk mendapatkan lebih banyak uang, dan mencari sumber pendapatan baru.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
“Kesenjangan pendanaan kami adalah US$ 217 juta … jadi meskipun kami telah membuka sekolah pada minggu ini kami telah menjelaskan bahwa kami hanya memiliki uang hingga akhir September,” ujarnya. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat