Beirut, MINA – Turki pada Sabtu (22/12) mengirim bala bantuan militer ke Suriah utara di dekat daerah yang dikuasai pasukan Kurdi.
Langkah itu datang saat Ankara mengancam akan melakukan serangan baru untuk melenyapkan mereka, kata seorang pengamat perang.
Situs Arab News melaporkan, pengerahan pasukan dilakukan setelah pengumuman mengejutkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu tentang penarikan pasukan AS yang ditempatkan di Suriah timur laut bersama pejuang Kurdi, musuh lama Turki.
Washington selama bertahun-tahun mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dalam perang melawan kelompok Daesh (ISIS) di Suriah, sebagai bagian dari koalisi anti-Daesh internasional yang didominasi oleh Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Tetapi pada Rabu lalu, Trump mengatakan dia memerintahkan penarikan sekitar 2.000 tentara AS di Suriah karena ISIS telah dikalahkan, sebuah penilaian yang ditolak oleh banyak pihak, termasuk oleh Menteri Pertahanan AS sendiri.
“Sekitar 35 tank dan senjata berat lainnya, membawa kapal pengangkut tank, melintasi perbatasan Jarablos di awal malam,” kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris.
“Mereka menuju suatu daerah dekat Sungai Sajour, antara Jarablos dan Minbej, tidak jauh dari garis depan tempat para pejuang Kurdi dari Dewan Militer Minbej ditempatkan,” tambahnya.
Turki menuduh YPG sebagai “cabang teroris” dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang yang telah melakukan pemberontakan terhadap negara Turki sejak 1984.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat berjanji untuk mengusir YPG dan ISIS dari Suriah.
Ankara khawatir negara Kurdi akan didirikan di perbatasannya, yang diyakini bisa memperkuat ambisi separatis minoritas Kurdi di Turki.
Komunitas Kurdi menyumbang 15 persen dari populasi Suriah dan menguasai sekitar 30 persen negara itu, sebagaimana dinyatakan oleh wilayah federal pada 2016.
Dalam dua tahun terakhir Turki telah melakukan dua serangan ke Suriah utara.
Baca Juga: Dua Kapal Tenggelam di Yunani, Satu Tewas Puluhan Hilang
Pada tahun 2016 Turki meluncurkan operasi melawan ISIS yang juga bertujuan untuk memblokade YPG dari bergabung dengan wilayah yang dipegangnya di Suriah utara.
Dan pada Januari 2018, Turki melakukan serangan terhadap milisi di daerah kantong Afrin di barat laut. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York