Turki-Libya Perbarui Komitmen Kesepakatan Maritim 2019

Ankara, MINA – dan pada Senin (12/4) memperbarui komitmen mereka terhadap kesepakatan maritim kontroversial yang ditandatangani pada 2019, ketika Perdana Menteri Libya melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Ankara.

Dbeibah dipilih awal tahun ini melalui dialog antar-Libya yang didukung PBB untuk memimpin negara itu menuju pemilihan umum nasional pada Desember 2021.

Pemerintahnya menggantikan dua administrasi saingan yang berbasis di Tripoli dan timur negara itu, Nahar Net melaporkan.

Di bawah kesepakatan 2019 yang disepakati oleh Ankara dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli, Turki mengklaim hak yang lebih besar atas wilayah Mediterania yang luas, tetapi ditentang oleh negara lain termasuk Yunani.

“Mengenai perjanjian yang ditandatangani oleh negara kami, terutama perjanjian maritim, kami tegaskan kembali bahwa perjanjian itu berlaku,” kata Dbeibah usai berbicara dengan Erdogan.

Pemimpin Turki itu mengatakan, kesepakatan 2019 “mengamankan kepentingan nasional dan masa depan kedua negara”.

“Hari ini kami menegaskan kembali komitmen kami untuk masalah ini,” kata Erdogan.

Kedua pemimpin juga menandatangani serangkaian kesepakatan sebelum konferensi pers di Ibu Kota.

Perdana Menteri Libya mengatakan, perusahaan Turki akan memainkan “peran penting dalam rekonstruksi Libya mengingat pengalaman panjang mereka ketika bekerja di Libya.”

Dbeibah menambahkan bahwa kedua negara akan segera bekerja menuju “perjanjian perdagangan bebas.”

Turki dan GNA telah menandatangani perjanjian militer di samping kesepakatan batas maritim yang memberi Ankara lebih banyak hak untuk mengeksplorasi energi di Mediterania pada November 2019.

Dukungan militer Ankara ke GNA selama serangan oleh pemimpin militer Khalifa Haftar membantu mengubah gelombang perang mendukung Pemrintah Tripoli.

Erdogan mengatakan, Turki akan memperkuat “solidaritas dan kerja sama” dengan Libya.

“Kami akan terus memberikan semua jenis dukungan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional seperti yang kami lakukan untuk pemerintah sah sebelumnya,” tambah pemimpin Turki itu.

Dia mengatakan bahwa mulai Selasa (13/4), Turki akan memberi Libya 150.000 dosis vaksin virus Corona, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Libya telah terperosok dalam konflik sejak pemberontakan yang didukung NATO tahun 2011 yang menggulingkan dan membunuh penguasa veteran Moammar Gadhafi.

Tetapi pada Oktober tahun lalu, kedua belah pihak menandatangani gencatan senjata sebelum proses yang dipimpin PBB melihat pemerintahan transisi baru dipasang pada Februari. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.