Ankara, 8 Dzulqa’dah 1437/11 Agustus 2016 (MINA) – Pemerintah Turki pada Kamis (11/8) meminta Rusia untuk melakukan operasi bersama melawan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) di Suriah, setelah terjadi pembicaraan penting antara pemimpin kedua negara itu.
Pertemuan Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (9/8) bertujuan mengakhiri krisis hubungan kedua negara yang sempat memanas.
Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu muncul di saat delegasi Turki berada di Rusia untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mengkoordinasikan tindakan di Suriah dan isu-isu bilateral lainnya.
“Kami akan membahas semua rincian. Kami selalu meminta Rusia untuk melaksanakan operasi gabungan anti-Daesh (ISIS),” kata Cavusoglu dalam wawancara langsung dengan televisi swasta NTV. Namun, ia menambahkan bahwa usulan itu masih “di atas meja”.
Baca Juga: Flash Mob Florence for Palestine Kejutkan Pengunjung Museum Bargello Italia
Cavusoglu mendesak Rusia untuk melawan ISIS yang menjadi “musuh bersama” di Suriah, demikian Alaraby.co.uk memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Selasa lalu, Erdogan mengunjungi kota kedua Rusia, Saint Petersburg yang menjadi perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak upaya kudeta 15 Juli lalu.
Itu juga pertemuan langsung pertama dengan Putin sejak penembakan jatuh jet tempur Rusia oleh angkatan udara Turki di perbatasan Suriah pada November tahun lalu, yang menyebabkan rusaknya hubungan kedua negara.
Sebelumnya, Turki telah lama dikritik oleh mitra Baratnya karena tidak memainkan peran penuh dalam memerangi ISIS, tapi hanya menawarkan pangkalan udaranya kepada Amerika Serikat untuk digunakan sebagai basis kekuatan udara untuk menyerang ISIS di Suriah. (T/P001/P2)
Baca Juga: Indonesia Desak AICHR Tolak Standar Ganda HAM terhadap Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)