Doha, MINA – Pasukan Turki dan Qatar mengadakan latihan militer gabungan di Doha pada hari Senin, media Qatar melaporkan.
Latihan menunjukkan aliansi strategis mereka setelah dua bulan blokade tetangga Arab, yang menyebabkan krisis wilayah.
Manuver bertujuan untuk mempersiapkan angkatan bersenjata Qatar dalam mempertahankan “fasilitas ekonomi, strategis dan infrastruktur penting,” surat kabar milik negara Al-Sharq melaporkan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Latihan militer gabungan juga bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan kerjasama antara Turki dan Qatar, yang merupakan anggota koalisi anti-ISIS.
Parlemen Turki pada 7 Juni mengizinkan ratusan tentara dikerahkan ke sebuah pangkalan militer di Qatar, sebagai bagian dari sebuah kesepakatan yang ditandatangani pada 2014, Daily Sabah menyebutkan.
Qatar juga merupakan pangkalan militer terbesar Pangkalan Udara AS di wilayah tersebut.
Ankara mengatakan akan mengerahkan 3.000 tentara darat di pangkalan militernya sebagai tempat latihan bersama dan untuk mendukung upaya anti-terorisme.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Turki sejak awal krisis telah meminta semua pihak untuk memecahkan masalah tersebut melalui dialog.
Krisis tersebut dimulai pada 5 Juni, ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Mesir dan beberapa negara bagian lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dengan menuduhnya mendukung kelompok teroris.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani menolak keras tuduhan tersebut dan bersikeras bahwa Qatar selama ini justru berperang melawan terorisme tanpa henti. (T/RS2/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan