Istanbul, MINA – Kepala urusan agama Turki pada hari Sabtu (27/1) mengumumkan, bahwa sebuah pertemuan internasional yang membahas Yerusalem akan diadakan di Istanbul pada tanggal 29 dan 30 Januari.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama yang dilaporkan oleh Kantor Berita Turki ini bertujuan untuk membela Yerusalem dan menekankan pentingnya kepercayaan Islam, serta untuk memperkuat rasa solidaritas dengan orang-orang Palestina.
Dua puluh negara dari Eropa, Asia dan Afrika, termasuk Pakistan, Indonesia, Irak, Yordania, Prancis, Inggris dan Azerbaijan, akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Dikutip dari Quds Press, sebanyak 70 ulama dan cendekiawan Islam akan berpartisipasi.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pada tanggal 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuan negaranya terhadap Yerusalem yang diduduki sebagai ibu kota Israel dan niatnya untuk memindahkan kedutaan AS.
Keputusan tersebut menyebabkan gelombang protes yang besar di berbagai tingkat, terutama oleh orang-orang Palestina, negara-negara Arab dan Islam dan belasan negara Eropa dan luar negeri, di mana ada demonstrasi internasional yang mengecam deklarasi ini, dan menekankan bahwa Yerusalem akan tetap menjadi ibukota abadi Palestina.
Israel menduduki Yerusalem pada tahun 1976, dan menyatakan pada tahun 1980 bahwa mereka akan mencaplok tanahnya dan menjadikannya ibukotanya, sebuah langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional. (T/B05/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon