Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TURKI-ITALIA BERKOLABORASI TEMUKAN SOLUSI KONFLIK LIBYA

Rudi Hendrik - Sabtu, 13 Desember 2014 - 03:43 WIB

Sabtu, 13 Desember 2014 - 03:43 WIB

512 Views

Konferensi pers Perdana Menteri Turki dan Italia, Ahmet Davutoglu dan Matteo Renzi di Ankara, Kamis (11/12). (Foto: AA)
Konferensi pers <a href=

Perdana Menteri Turki dan Italia, Ahmet Davutoglu dan Matteo Renzi di Ankara, Kamis (11/12). (Foto: AA)" width="300" height="203" /> Konferensi pers Perdana Menteri Turki dan Italia, Ahmet Davutoglu dan Matteo Renzi di Ankara, Kamis (11/12). (Foto: AA)

Ankara, 20 Safar 1436/12 Desember 2014 (MINA) – Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, setuju bekerja sama untuk menemukan solusi bagi konflik di Libya.

“Kami akan bekerja bersama-sama untuk proses rekonsiliasi komprehensif di Libya yang akan mempertemukan semua pihak di negeri ini,” kata Davutoglu dalam konferensi pers bersama di Ankara bersama Matteo.

Dia menggambarkan, membawa perdamaian dan stabilitas ke Libya adalah penting, tidak hanya untuk Turki tetapi juga untuk Italia dan seluruh Eropa.

“Italia dan Turki akan membuat kelompok kerja imigrasi ilegal dan pengungsi dari Libya,” katanya.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Perang saudara bersenjata sedang berlangsung di Libya, antara pasukan kelompok Islam, pasukan parlemen tandingan Libya dan Jenderal Khalifa Haftar.

Pada awal 2014, Libya diperintah oleh Kongres Nasional Umum (GNC) yang dikuasai oleh kelompok-kelompok Islam. GNC memilih untuk menegakkan hukum syariah pada Desember 2013 dan gagal mundur pada akhir mandat pemilu Januari 2014, dan mereka secara sepihak memperluas kekuatannya.

Pada 14 Februari 2014, Jenderal Haftar memerintahkan GNC untuk bubar dan menyerukan pembentukan sebuah komite pemerintah sementara untuk mengawasi pemilu baru, namun GNC mengabaikan tuntutannya.

Konflik dimulai pada Mei 2014, ketika Jenderal Haftar meluncurkan serangan udara dan darat terhadap kelompok-kelompok bersenjata Islam di Benghazi. Dua hari kemudian, pasukan Haftar mencoba membubarkan GNC di Tripoli.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Konflik mencegah GNC memblokir pemilu baru pada 25 Juni 2014. Pemilihan ini menunjuk Dewan Deputi untuk menggantikan GNC. Dalam pemilu ini, Islam mengalami kekalahan pemilu yang luar biasa.

Konflik kian memanas ketika kelompok bersenjata melakukan reaksi keras atas kekalahannya di pemilu. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Afrika
Timur Tengah
MINA Sport