Islamabad, 24 Jumadil Akhir 1436/13 April 2015 (MINA) –Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Pakistan, Nawas Sharif, membahas situasi yang saat ini terjadi di Yaman melalui saluran telepon selama 45 menit, Ahad.
Kantor Perdana Menteri Pakistan menjelaskan, dalam pembicaraan itu, keduanya sepakat untuk mengintensifkan upaya mengatasi situasi yang memburuk di Yaman, di mana koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah menggempur posisi kelompok Houthi sejak 25 Maret lalu.
Pakistan sebelumnya menyatakan tidak akan menjadi bagian dari misi yang dipimpin Saudi terhadap Houthi, demikian Anadolu Agency (AA) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan, Senin.
Pakistan sebelumnya menyatakan menyesalkan krisis di Yaman yang masih kacau sejak September lalu, ketika Houthi menyerbu gedung DPR di Sanaa, dan berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain negara.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Pakistan itu juga mengatakan, kedua pemimpin sepakat bahwa Houthi tidak memiliki hak hukum untuk menggulingkan pemerintahan yang sah di Yaman.
Selain itu, kedua negara juga akan meminimalisir pelanggaran koalisi pimpinan Arab Saudi terutama jatuhnya korban di fihak rakyat sipil dan merusak fasilitas ekonomi.
Turki dan Pakistan akan menunjukkan reaksi tegas atas hal itu, siaran pers menambahkan.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi menyatakan, kampanye yang mereka jalankan adalah untuk menanggapi permintaan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi yang sekarang menyelamatkan diri di Arab Saudi, untuk mengusir milisi Houthi dari Sanaa.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara beberapa negara Teluk menuduh Iran mendukung milisi Houthi di Yaman. (T/P011/R11/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata