Jenewa, MINA – Menyusul insiden pembakaran Al-Qur’an, Turkiye meminta otoritas internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan mencegah terulangnya serangan semacam itu.
“Kami sangat mengutuk pembakaran Al-Qur’an di depan umum baru-baru ini, yang merupakan manifestasi jelas dari kebencian terhadap pertumbuhan agama,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Turkiye Yasin Ekrem Serim pada sesi mendesak tentang Tindakan Kebencian Agama di Dewan Hak Asasi Manusia PBB melalui pesan video, Selasa (11/7). Anadolu Agency melaporkan.
Dia menekankan bahwa segala bentuk penghinaan terhadap kitab suci mana pun bertentangan dengan prinsip toleransi, perdamaian sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
“Kebebasan berekspresi adalah landasan masyarakat, tetapi tidak dapat disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian. Tidak dapat diterima untuk mengizinkan tindakan ini atas dasar kebebasan berekspresi. Kami meminta semua otoritas untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelaku tindakan ini dan untuk mencegah terulangnya kejadian seperti itu,” katanya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Turkiye, dengan mayoritas penduduk Muslim dan sebagai anggota dan mitra dari semua organisasi Barat seperti Dewan Eropa, NATO dan juga kandidat Uni Eropa, akan terus mendukung inisiatif melawan sentimen anti-Islam,” tambahnya.
Bulan lalu, seseorang bernama Salwan Momika membakar salinan Al-Qur’an di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm di Swedia.
Tindakan provokatifnya bertepatan dengan Hari Raja Idul Adha, yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Ini menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Islam, termasuk Turkiye, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Indonesia, Pakistan, Senegal dan Mauritania. (T/RI-1/B04)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)