San Francisco, 18 Dzulhijjah 1435/12 Oktober 2014 (MINA) – Dick Costolo, CEO situs jejaring sosial Twitter, mengatakan dia dan stafnya menerima ancaman pembunuhan dari kelompok militan ISIS.
“Setelah menutup akun pengguna terkait dengan kelompok ekstrimis, kami menerima ancaman pembunuhan,” kata Costolo kepada majalah Vanity Fair di San Francisco .
“Itu hal yang menggetarkan bagi siapa saja yang menghadapinya,” ucapnya.
Baru-baru ini, perusahaan tersebut telah memblokir puluhan akun militan ISIS yang berjuang di Suriah dan Irak, ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
“Kapan pun Anda memiliki saluran informasi publik global, Anda akan menggunakannya untuk kebaikan, dan sebagian orang akan menggunakannya untuk tujuan jahat,” katanya.
Pejuang ISIS menggunakan Twitter secara efektif untuk berkomunikasi dan menyebarkan pesannya. Mereka menggunakan layanan jejaring sosial itu untuk mempromosikan khilafah mereka dalam rangka menarik pejuang asing untuk bergabung dengan barisannya.
Twitter telah merespon dengan menghapus akun kelompok bersenjata itu, mengutip bahwa akun mereka melanggar persyaratan layanan perusahaan.
“Ini melawan hukum di banyak negara di mana kami beroperasi, bagi mereka yang menggunakannya mempromosikan organisasinya. Ketika mereka lakukan untuk promosi organisasinya, kami menemukan akun mereka, kami menutupnya, kami menutup mereka yang cukup aktif,” kata Costolo. (T/P001/P2)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu