Oleh: Septia Ekaputri*
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kata BISMILLAH sering kali terdengar bahkan disetiap detik dan waktu sebelum bekerja dan memulai sesuatu kita membacanya.
Setiap surat Al-Qur’an (kecuali surat At Taubah) selalu diawali dengan Bismillahir rohmaanir rohiim. Artinya dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Surat At Taubah tidak diawali dengan Bismillah karena Allah menyatakan kemarahannya terhadap kaum kafir yang melanggar perjanjian lewat surat tersebut.
Dalam setiap perbuatan baik pun, agar mengundang keberkahan dari Allah SWT, maka kita mesti mengawalinya dengan dengan ucapan Bismillah. Jika tidak, maka setan bisa masuk. Apabila lupa menyebut “Bismillah” hendaklah mengucapkan: Bismillahi awwaalahu wa aakhirohu “Bismillah pada awal dan akhirnya”.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Dalam kitab tafsir Ma’riful Qur’an, Mufti Shafi Usmani ra memberikan analisa secara bahasa tentang makna kata Bismillah. Menurutnya kata Bismillah terdiri dari tiga suku kata ba, ism dan Allah. Kata ba memiliki tiga konotasi dalam bahasa Arab, antara lain; pertama, berarti mengekspresikan kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki jarak. Kedua, mencari pertolongan dari seseorang atau sesuatu, dan ketiga, mencari berkah dari seseorang atau sesuatu.
Kata ism secara sederhana diartikan sebagai nama. Sedangkan kata Allah merupakan gabungan dari kata Al dan Ilah. Kata Al mempunya fungsi definitif dalam bahasa Arab yaitu untuk menunjukkan sesuatu yang khusus sedangkan kata Ilah mengandung arti sesuatu yang disembah. Kata Allah juga mengacu kepada suatu zat atau esensi yang tidak bisa dinisbahkan kepada yang lain melainkan hanya kepada Allah sendiri. Kata Allah juga merupakan bentuk tunggal yang tidak mempunyai bentuk dua atau jamak hal ini untuk menguatkan makna keesaan pada Allah. Singkatnya kata Allah mengandung kesempurnaan.
Subhanallah, secara tak disadari kita sering melalaikan kata suci itu padahal banyak makna yang tersirat maupun tersurat, kita lalai dalam memaknainya. Dalam hal ini Mufti Shafi Usmani ra berpendapat makna yang terkandung dalam hal ini adalah, yang dengan nama Allah,dengan pertolongan Allah, dengan keberkahan Allah.
Indahnya dalam hidup ini bila kita selalu membawa nama Allah, dan Allah akan selalu menjaga dan menggenggam kita. Kita pun tidak akan takut jika selalu ikhlas dalam mengucapkan kata Basmallah setiap hari dalam menjalani hidup ini. Dengan mengucapkan Bismillah, hidup ini akan mendapatkan keberkahan dan pertolongan dari Allah.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Jangan takut dan bersedih sesungguhnya Allah ada pada kita (Laa Tahzan Innallaha Ma’ana). Salah satu yaitu ulama besar, Abul ‘A’la al Maududi dalam kitab tafsirnya Tafhim Al-Qur’an berpendapat, jika seorang Muslim melakukan segala sesuatu dengan nama Allah dengan sadar dan tulus maka sudah tentu akan menghasilkan tiga hal di antaranya, pertama, ia akan terlindungi dari kejahatan atau pengaruh buruk, karena dengan melibatkan nama Allah si fulan akan berpikir apakah segala niat dan tindakannnya sudah sesuai dengan standar kebaikan Allah SWT.
Kedua, dengan menyebut nama Allah, akan menciptakan sikap yang benar dan mengarahkan si fulan menuju arah yang benar. Ketiga, ia akan menerima pertolongan dan berkah dari Allah dan terlindungi dari godaan syetan.
Anjuran Tentang Bismillah
Banyak sekali hadits-hadits tentang Bismillah, antara lain sebagai berikut. Pertama, dari ‘Amr bin Abu Salamah ra, katanya, “Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu.” (Muttafaq ‘alaih).
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Kedua, dari Aisyah ra, katanya, “Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta’ala -yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta’ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan, “Bismillahi awwalahu wa akhirahu,” artinya, Dengan nama Allah pada permulaan -makan- dan pada penghabisannya.” (HR Tirmidzi dan Abu Daud – Sahih).
Ketiga, dari Hudzaifah ra, katanya, “Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasulullah SAW, maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah SAW memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau saw, lalu datanglah seorang jariah -wanita-, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia seperti didorong kedepan karena amat cepat jalannya-, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasulullah saw mengambil tangannya -dilarang makan dulu-. Seterusnya datang pula seorang Arab -penghuni pedalaman negeri Arab-, seolah-olah ia didorong, lalu tangannya diambil pula oleh beliau SAW.
Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta’ala atasnya -yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu-. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil -yakni menahan- tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A’rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku ini bersama kedua tangan orang yang kupegang ini.” Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta’ala -yakni membaca Bismillah- lalu makan.” (HR. Muslim).
Keempat, dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi ra. Katanya, “Rasulullah SAW -pada suatu ketika- duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” Kemudian Nabi SAW tertawa lalu bersabda, “Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah (setelah membaca Bismillah), maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya.”(Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i).
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Kelima, dari Aisyah ra, katanya: “Rasulullah SAW -Ketika hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang Arab Badui, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah SAW lalu bersabda, “Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah -sebelum makannya tadi niscaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu.”(HR Tirmidzi – Sahih).
Subhanallah indahnya hidup ini ketika kita selalu menyebut asma Allah dan senantiasa selalu mengingat-Nya. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.(R2/EO2)
*Mahasiswa Jur. PAI STAI Al-Fatah Bogor
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina