Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UE dan Turki Tinjau Kembali Kesepakatan Soal Migran

sri astuti - Selasa, 24 Maret 2020 - 13:08 WIB

Selasa, 24 Maret 2020 - 13:08 WIB

8 Views

Imigran Afrika berdemo di Israel. (Foto: Gideon Markowicz/Flash90)

Ankara, MINA – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada konferensi pers online setelah konferensi video dengan para menteri luar negeri Eropa pada Senin (23/3), perjanjian  baru mengenai kesepakatan 2016 dengan Turki tentang migran akan keluar pada Kamis (26/3).

Dokumen layanan diplomatik akan menganalisis prospek masa depan hubungan Uni Eropa-Turki berdasarkan perjanjian Maret 2016, termasuk topik liberalisasi visa dan serikat pabean, yang menurut Turki, Uni Eropa gagal memenuhi janjinya, MEMO melaporkan.

Para kepala negara dan pemerintah Eropa kemungkinan akan mendiskusikan temuan itu di konferensi video mereka pada Kamis pekan ini.

Borrell ditugaskan untuk mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavosuglu guna menemukan cara untuk mengimplementasikan kesepakatan 2016 dengan lebih baik.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Presiden Recep Tayyip Erdogan memulai negosiasi dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen selama kunjungannya ke Brussels dua pekan lalu.

Kesepakatan 2016 dicapai untuk menghentikan aliran pengungsi yang tidak teratur dan meningkatkan kondisi pengungsi Suriah di Turki.

UE telah menjanjikan bantuan € 6 miliar ($ 6,5 miliar) untuk para pengungsi, tetapi sejauh ini mereka hanya mentransfer kurang dari setengahnya, menurut Turki.

Menurut Turki, UE juga mundur dari komitmen politik sebagai bagian dari kesepakatan, termasuk liberalisasi visa bagi warga Turki yang bepergian ke Eropa, membuka bab-bab baru dalam proses aksesi, dan negosiasi untuk meningkatkan Uni Bea Cukai Uni Eropa-Turki.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Awal bulan ini, puluhan ribu pengungsi mencoba untuk menyeberangi perbatasan Yunani setelah pihak berwenang Turki mengumumkan mereka tidak akan lagi mencoba untuk menghalangi migran gelap mencapai Eropa.

Keputusan itu diambil setelah 34 tentara Turki kehilangan nyawa dalam serangan rezim Suriah di zona eskalasi Idlib.

Serangan-serangan baru itu menimbulkan risiko gelombang migrasi baru ke Turki, yang telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah dan mengatakan mereka tidak dapat menampung lebih banyak lagi. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
MINA Millenia
Asia
Eropa
Internasional
Asia