UE Serukan Kebebasan Pers di Mesir  

Kairo, MINA – (UE) mengatakan, ada penurunan dalam di , dan menyerukan kepada pihak berwenang setempat untuk memungkinkan wartawan bekerja tanpa rasa takut.

Pernyataan Uni Eropa dikeluarkan setelah pasukan keamanan Mesir menyerang kantor situs berita lokal Mada Masr, dan menahan tiga stafnya termasuk editor utamanya, demikian MEMO melaporkan dikutip MINA, Selasa (26/11).

Setelah tiga jam penahanan, tiga anggota staf, termasuk pemimpin redaksi Lina Attalah dibebaskan dari kantor polisi.

Menurut Uni Eropa, ada pembatasan terus-menerus terhadap kebebasan, termasuk kebebasan berekspresi dan berdiskusi, juga kebebasan pers di Mesir.

Oleh sebab itu Uni Eropa menekankan bahwa media yang independen dan beragam adalah kunci menuju demokrasi yang efektif.

“Wartawan harus dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa takut dilecehkan, sesuai dengan konstitusi Mesir dan kewajiban internasional Mesir,” katanya.

Kairo sering menolak pernyataan setempat dan internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia, merekanmenggambarkannya sebagai “kebohongan.”

Sementara aktivis hak asasi mengatakan, Presiden MesirnAbdel Fattah Al-Sisi telah mengawasi tindakan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebebasan di Mesir sejak ia berkuasa pada tahun 2014.

Sisi dan pendukungnya mengatakan, mereka memerlukan langkah-langkah untuk menjaga Mesir stabil dan untuk melawan ancaman dari militan Islam.

Pada Oktober lalu, kantor hak asasi manusia PBB meminta Mesir untuk membebaskan seorang blogger terkemuka, seorang pengacara, dan seorang jurnalis, yang semuanya dilaporkan dianiaya dalam tahanan.

Jaksa Penuntut Umum Mesir mengakui penahanan tidak lebih dari 1.000 orang sehubungan dengan protes.

Para pejabat membantah tuduhan bahwa tahanan diperlakukan dengan tidak adil. (T/hju/Ais/P1

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.