Abu Dhabi, MINA – Uni Emirat Arab percaya bahwa OPEC+ membuat pilihan teknis yang benar ketika setuju untuk memangkas produksi dan keputusan bulat tidak ada hubungannya dengan politik.
Hal itu disampaikan Menteri Energi UEA Suhail Al-Mazrouei, pada hari Selasa (18/10), demikian MEMO melaporkan.
Komentarnya itu muncul setelah beberapa anggota kelompok produsen minyak mendukung pemotongan tajam untuk target produksi yang disepakati bulan ini, setelah Gedung Putih menuduh Arab Saudi memaksa beberapa negara lain mendukung langkah tersebut, tuduhan yang dibantah Riyadh.
“Kami sepenuhnya percaya pada kredibilitas teknis OPEC dan OPEC+. Kami selalu bertemu dan mendiskusikan fakta berdasarkan analisis pasar, dan bagaimana kami semua dapat berkontribusi mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyeimbangkan penawaran, permintaan, dan keputusan itu,” katanya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mazrouei mengatakan, keputusan selalu diambil dengan suara bulat dan keputusan terakhir diambil dengan logika yang sama.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa tidak ada yang politis tentang keputusan apa pun yang kami ambil di OPEC,” ujarnya.
Menjelang pemilihan pada November di Amerika Serikat, langkah itu menuai kritik tajam dari pemerintahan Biden yang mengatakan akan ada “konsekuensi” untuk hubungan AS dengan Riyadh.
Amerika Serikat telah menekankan bahwa pemotongan itu akan meningkatkan pendapatan asing Rusia dan menumpulkan efektivitas sanksi yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mazrouei mengatakan, keputusan OPEC+ menstabilkan harga, bukannya meningkatkannya, menambahkan bahwa kurangnya stabilitas yang membuat investor menjauh.
“Harga telah stabil dan, sebenarnya, jika Anda melihat Oktober 2021 sebelum apa pun – sebelum semua krisis, geopolitik – Anda akan melihat kami berada di lingkungan harga yang sama,” kata Menteri Emirat itu.
Dia menyuarakan keprihatinan bahwa banyak produsen minyak kehilangan kapasitas karena kurangnya investasi.
Ketika ditanya apakah UEA berencana meminta baseline yang lebih tinggi karena bekerja untuk membangun kapasitasnya sendiri menjadi 5 juta barel per hari pada tahun 2030, Mazrouei mengatakan ada mekanisme bagi negara mana pun untuk meningkatkan permintaan itu. (T/R6/P1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)