London,7 Dzulqa’dah 1435/2 September 2014 (MINA) – Ulama dan pemimpin Muslim di Inggris mengeluarkan fatwa haram bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan juga mengecam keras kelompok militan itu.
Mereka juga menyebut, orang Inggris yang bergabung berperang dengan kelompok ISIS adalah mengkhianati masyarakatnya sendiri, seperti dikutip IINA dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Fatwa ini ditulis oleh Sheik Usama Hasan, mantan imam dari timur London, menurut laporan di The Sunday Times. Fatwa itu didukung oleh enam ulama Islam senior di seluruh negeri dan mengatakan faham ISIS itu haram atau dilarang agama, dan haram pula mendukung atau bergabung dengan ISIS.
Fatwa itu juga menyatakan, meskipun Muslim memiliki kewajiban moral untuk membantu rakyat Suriah dan Irak, mereka harus melakukannya tanpa mengkhianati masyarakat mereka sendiri.
Baca Juga: Dorong Gencata Senjata, Trump Dua Kali Ketemu Netanyahu
Pada bulan Juli, seorang khotib Muslim Inggris terkemuka, mengutuk keras ISIS dalam video online yang bertujuan untuk membendung ummat Muslim muda Inggris dari pertempuran di Irak dan Suriah.
ISIS yang telah memproklamirkan dirinya sebagai ‘khalifah’ itu merupakan kelompok ekstremis yang telah menguasai sebagian besar wilayah Utara dan Irak Barat dan Suriah Timur. ISIS ini dianggap telah menodai ketinggian para pemimpin Muslim di Inggris.
Perdana Menteri David Cameron sebelumnya telah menekankan perlunya tindakan lebih keras terhadap tersangka militan, setelah Inggris menganggap adanya risiko ancaman keamanan di mana serangan diperkirakan sangat mungkin.
Media Inggris melaporkan, bahwa tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengontak orang-orang Inggris yang dicurigai ikut dalam pertempuran di Suriah dan Irak untuk kembali ke Inggris.
Baca Juga: Spanyol Buka Penyelidikan Kejahatan Perang terkait Serangan Kapal Bantuan Madleen
Langkah-langkah pencegahan akan dilakukan berbagai macam cara, termasuk mencabut paspor orang yang diduga bergabung dengan ISIS dan disertai pula mengumpulkan lebih banyak data penumpang maskapai oleh kalangan intelijen.
Inggris sangat mengkhawatirkan ancaman bahaya teror atas situasi di Irak dan Suriah. Kekhawatiran itu makin meningkat setelah adanya pembunuhan wartawan Amerika Serikat, James Foley, yang tampaknya eksekusinya dilakukan oleh pria dengan aksen Inggris yang telah bergabung dengan ISIS. (T/R11/P2 )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Didukung MA, Pemerintahan Trump Siap Lanjutkan PHK Massal Pegawai Federal