Kairo, 21 Sya’ban 1434/30 Juni 2013 (MINA) – Otoritas ulama Mesir terkemuka, Jumat (28/6) memperingatkan ancaman “perang saudara” dan menyeru rakyat Mesir tetap tenang, karena faksi-faksi politik bentrok menjelang unjuk rasa besar, yang mana oposisi mengharapkan dapat memaksa Presiden Muhammad Mursi untuk mengundurkan diri.
Seorang anggota Ikhwanul Muslimin ditembak mati. Puluhan orang terluka di Alexandria, banyak orang membawa senapan pelet ketika demonstran oposisi bentrok dengan kaum pro pemerintah pada hari Jumat, dua hari sebelum aksi kritik turun ke jalan untuk menuntut pemilu baru.
“Kewaspadaan diperlukan untuk memastikan kita tidak meluncur ke perang saudara,” kata ulama dari lembaga Al-Azhar, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Dalam pernyataan luas yang mendukung Mursi itu, ulama Al-Azhar menyalahkan “kelompok kriminal” yang mengepung masjid untuk kekerasan jalanan dengan mengatakan Ikhwanul Muslimin telah menewaskan lima pendukungnya dalam seminggu.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Sayap politik gerakan itu memperingatkan tentang konsekuensi yang akan menarik negara itu menjadi spiral kekerasan anarki. Para pemimpin liberal, termasuk mantan diplomat PBB Mohamed ElBaradei, dituding bertanggung jawab menghasut kekerasan dengan menyewa “preman”. Para pemimpin oposisi juga mengecam kekerasan yang terjadi.
Satu sumber Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa di Alexandria, setidaknya 36 orang terluka, ketika ratusan orang bentrok di luar kantor lokal dari Ikhwanul Muslimin.
Mereka menjawab dengan batu bata dan botol terbang. Tembakan terjadi dan ambulan tiba. Helikopter militer melayang di atas kepala.
Tentara telah memperingatkan akan melakukan intervensi lagi jika ada kekerasan dan membela “kehendak rakyat”. Kedua belah pihak percaya bahwa militer dapat mendukung posisi mereka.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Sementara itu, Amerika Serikat mendesak dialog dan menghormati hasil pemilu. Sebanyak 84 juta orang Mesir, kontrol Terusan Suez dan perjanjian dengan Israel, semua berkontribusi dalam kepentingan strategis global. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah