Islamabad, MINA – Para ulama di Pakistan menyatakan, seluruh masjid di wilayahnya akan tetap dibuka untuk pelaksanaan shalat wajib lima waktu berjamaah dan shalat Jumat, pengumuman Ketua Komite Ruet-e-Hilal Mufti Muneeb-ur-Rehman.
Pertemuan ulama terkemuka dari semua aliran pemikiran diadakan di Karachi, saat mereka membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan pandemi virus corona.
“Semua orang harus sudah berwudhu dari rumah masing-masing,” katanya, dan menambahkan, “Shalat sunah sebelum dan sesudah shalat juga dilakukan di rumah.” Samaa TV melaporkan, Rabu (25/3).
Pengumuman itu muncul ketika jumlah korban dari virus naik menjadi delapan, dengan lebih dari 1.000 terinfeksi di seluruh Pakistan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Situasi ini mendorong pemerintah provinsi untuk menutup sekolah, pasar, restoran, dan tempat-tempat umum lainnya.
Banyak negara, termasuk UEA, Arab Saudi dan Turki, telah menangguhkan shalat berjamaah dan shalat Jumat.
Banyak tokoh terkemuka di Pakistan, termasuk Presiden Arif Alvi, mendesak para ulama untuk menangguhkan kegiatan peribadatan di masjid.
Mufti Muneeb, juga meminta para khatib untuk menyampaikan khutbahnya dengan singkat.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Dia juga menyarankan jamaah untuk tetap mengambil tindakan pencegahan melindungi diri dari wabah virus. “Keluarkan karpet dari masjid dan pel lantai sevara berkala,” kata ulama itu, seraya menambahkan bahwa pembersih tangan juga harus dipasang di setiap pintu masuk masjid.
Mereka yang menderita virus, batuk atau demam tidak boleh datang ke masjid, kata Muneeb. Orang yang berusia di atas 50 tahun juga harus shalat di rumah, tambahnya.
Mufti Taqi Usmani, ulama terkemuka lainnya, mengatakan bahwa wajib bagi setiap Muslim untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap virus.
Dia menasihatkan agar orang-orang harus lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka. (T/RS2/R1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)