Lampung Selatan, MINA – Ulama Palestina dan Guru Besar Ilmu Baitul Maqdis, Syeikh Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Ewaisi mengatakan, pembebasan Masjid Al-Aqsa diawali dengan keberhasilan umat Islam melawan setan di sekitarnya pada waktu shubuh, sehingga mampu melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Hal itu disampaikannya setelah melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Negara Ratu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (21/11).
“Allah Subhanahu Wata’ala memberi kita tugas sekaligus ujian, di mana ujian di dunia ini akan menentukan kehidupan di akhirat. Salah satu ujiannya adalah shalat subuh. Kita tahu ini ujian, apakah kita bersiap-siap atau kita malas-malasan, maka siapa ingin membebaskan Masjid Al-Aqsa, ujian pertamanya adalah shalat subuh berjamaah,” ujarnya.
“Kalau Anda tidak bisa mengalahkan setan-setan di sekeliling Anda, bagaimana kita mau mengalahkan setan-setan yang menguasai Masjid Al-Aqsa? Oleh karenanya, ketika menyaksikan wajah-wajah yang baik, shalat subuh berjamaah, saya optimis bahwa pembebasan Masjid Al-Aqsa sudah dekat,” lanjutnya di hadapan ratusan santri dan jamaah shalat subuh.
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
Lebih lanjut Syeikh menerangkan, terdapat ungkapan padan Tahun 1967, bahwa Yahudi tahu, dirinya akan kalah ketika shalat subuhnya umat Islam sudah seperti shalat jumat, pada saat masjid-masjid penuh melaksanakan shalat subuh.
“Bukan hanya masjid di Palestina saja, tapi seluruh masjid-masjid muslim lain, ketika shalat subuhnya seperti shalat jumat, maka ketahuilah bahwa pembebasan Masjid Al-Aqsa sudah dekat, karena salah satu upaya pembebasannya adalah dengan menjaga shalat subuh berjamaah,” katanya.
Syeikh Abd Fattah mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk senantiasa meniatkan shalat subuh berjamaah sebagai salah satu upaya persiapan diri untuk menjadi orang-orang yang membebaskan Masjid Al-Aqsa dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Saudara kita di Palestina sudah berjuang melakukan perlawanan dengan pertempuran, dengan pertumpahan darah. Maka ketika keluarga mereka ada yang syahid, mereka katakan sebagai tebusan, mereka mengucap syukur karena telah membuktikan bahwa mereka berjuang membebaskan Al-Aqsa, juga sebagai wujud dan ajakan kepada seluruh umat Islam untuk membela Masjid Al-Aqsa,” jelasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini
Syeikh Abd Fattah mengungkapkan dua pesan pelajaran dari ibu dan ayahnya. Ibunya memberikan pelajaran bagaimana menumbuhkan rasa cinta terhadap Masjid Al-Aqsa, dan ayahnya mengajarkan bahwa tak mungkin membebaskan Al-Aqsa tanpa ilmu pengetahuan.
“Saat kecil, saya selalu diajak shalat di Masjid Al-Aqsa oleh ibu saya, meskipun saya hanya bermain-main. Ayah saya mengatakan, Masjid Al-Aqsa lepas dari tangan kita. Ia tidak akan kembali ke tanganmu, kecuali dengan kamu menjadi orang terpelajar. Rasa cinta kita tanamkan, kemudian pengetahuan, bagaimana kita mau membebaskan Masjid Al-Aqsa, jika tanpa pengetahuan tentang Al-Aqsa,” tuturnya.
Syeikh Abd Fattah akan menjadi pemateri pada Daurah Akbar Internasional Baitul Maqdis yang digelar di Masjid An-Nubuwwah pada Jumat-Ahad (22-24/11) bersama Prof. Dr. Mahmoud Hashim Anbar, dan Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds, Syeikh Khalid Banat. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah